Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - HANOI. Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengeluarkan arahan untuk melarang perdagangan satwa liar di Vietnam untuk mengurangi risiko pandemi baru, menurut sebuah pernyataan pemerintah.
Mengutip Reuters, Jumat (24/7), menurut pernyataan yang dikeluarkan Kamis malam, arahan itu melarang impor hewan liar hidup dan produk satwa liar, menghilangkan pasar satwa liar dan memberlakukan larangan perburuan ilegal dan perdagangan hewan liar termasuk penjualan hewan.
Baca Juga: Beijing: Amerika kerap bikin masalah di seluruh dunia, termasuk Laut China Selatan
Vietnam adalah tujuan penting di kawasan Asia untuk produk-produk satwa liar ilegal seperti sisik pangolin dan gading gajah. Ada juga kejang cula badak, yang diyakini memiliki khasiat untuk pengobatan.
Arahan ini kemungkinan akan disambut oleh organisasi konservasi, namun satu kelompok mengatakan itu tidak cukup jauh.
"Larangan konsumsi satwa liar yang disebutkan dalam arahan tidak mencukupi karena beberapa penggunaan satwa liar seperti penggunaan obat-obatan atau binatang liar dipelihara karena hewan peliharaan tidak tercakup," kata Nguyen Van Thai, direktur Save Vietnam's Wildlife.
"Akan lebih baik jika ada daftar yang jelas dan terperinci dari berbagai penggunaan satwa liar yang dilarang."
Pada Februari, 14 organisasi konservasi di Vietnam mengirim surat bersama mendesak pemerintah untuk mengidentifikasi dan menutup pasar dan lokasi lain di mana satwa liar ilegal dijual.
Vietnam dilaporkan memiliki banyak pasar satwa liar dan juga perdagangan hewan online yang berkembang pesat, dengan undang-undang yang ada sering kali tidak ditegakkan dengan baik.
Negara tetangga China juga berjanji untuk melarang perdagangan dan konsumsi hewan liar segera setelah wabah virus corona.
Para ilmuwan menduga virus yang ditularkan ke manusia dari hewan dan beberapa infeksi paling awal ditemukan pada orang yang terpapar ke pasar satwa liar di ibukota provinsi Hubei, Wuhan, di mana kelelawar, ular, musang, dan hewan lainnya dijual.
Baca Juga: Hubungan dengan AS makin berkobar, kini China mulai merayu Vietnam