Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
NEW YORK. Laba bersih Philip Morris International Inc. di kuartal ketiga berhasil melampaui perkiraan analis. Laba perusahaan rokok terbesar di dunia ini terdongkrak ekspor yang lebih tinggi dan kenaikan harga rokok di Asia.
Produsen rokok bermerek Marlboro ini membukukan kenaikan laba bersih sebesar 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu menjadi US$ 2,38 miliar, atau setara US$ 1,35 per saham di kuartal ketiga tahun ini. Tidak termasuk beberapa item produk, laba bersih Philip Morris tercatat mencapai US$ 1,37 per saham, melampaui perkiraan analis yang hanya US$ 1,24 per saham.
Chief Executive Officer Philip Morris, Louis Camilleri menaikkan harga rokok di Jepang, Australia dan Indonesia. Tingginya permintaan juga mendorong kenaikan ekspor sebesar 4,4% dibanding tahun lalu. Adapun total penjualan di luar AS (tidak termasuk pajak cukai) meningkat 26% menjadi US$ 8,36 miliar.
Analis dari Edward Jones & Co. Jack Russo menyebut, kinerja perusahaan ini terbantu oleh penjualan di Asia dan pasar negara berkembang, ekspor yang bagus, dan tidak ada masalah terkait kenaikan harga produk. "Mereka melewati konsensus dengan mudah," ujarnya di St. Louis.
Philip Morris pun menaikkan target bawah prediksi laba di tahun ini sebesar 5 sen menjadi US$ 4,75 per saham, dan tidak mengubah target atas di US$ 4,80 per saham. Sementara, analis memproyeksikan target atas di level US$ 4,74 per saham.