Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 15,4% pada kuartal III-2023, menjadi US$ 27,6 miliar.
Penurunan ini disebabkan harga minyak mentah yang lebih rendah dan margin penyulingan yang menurun.
Meskipun demikian, Aramco tetap mempertahankan pembayaran dividen sebesar US$ 31,1 miliar untuk kuartal tersebut, termasuk US$ 10,8 miliar yang terkait dengan kinerja.
Baca Juga: Aramco: Permintaan Minyak Mulai Stabil di 104,5 Juta Barel
Laba yang dilaporkan Aramco melebihi estimasi median perusahaan sebesar US$ 26,9 miliar dan juga melebihi perkiraan Citi yang mencapai US$ 26,3 miliar.
Dividen ini merupakan bagian dari strategi Aramco untuk mengumumkan total dividen sebesar US$ 124,3 miliar pada tahun 2024, dengan US$ 43,1 miliar di antaranya dialokasikan untuk dividen terkait kinerja.
Pemerintah Saudi, yang memiliki hampir 81,5% saham Aramco, sangat bergantung pada pembayaran dari perusahaan ini, termasuk royalti dan pajak.
Dana Investasi Publik (PIF) yang berdaulat juga memegang 16% saham Aramco dan diuntungkan dari dividen tersebut.
Baca Juga: Saudi Aramco Incar Investasi Sektor Penyulingan Minyak dan Distribusi BBM di Vietnam
PIF mengelola aset senilai sekitar US$ 925 miliar dan bertanggung jawab atas inisiatif ekonomi yang dikenal sebagai Visi 2030, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan kerajaan pada pendapatan minyak.
Rencana tersebut mencakup investasi besar dalam berbagai sektor, termasuk otomotif dan pembangunan kota futuristik.