kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lagi-lagi, saham domestik China ditolak masuk MSCI


Rabu, 15 Juni 2016 / 09:12 WIB
Lagi-lagi, saham domestik China ditolak masuk MSCI


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Upaya Presiden China Xi Jinping untuk mendongkrak performa pasar saham mereka dan menjadikan yuan sebagai mata uang internasional kembali menemui kendala. Pada Selasa (14/6), MSCI Inc kembali menolak untuk memasukkan saham domestik China ke dalam indeks mereka.

Dalam pernyataannya, MSCI mengatakan, China harus melakukan sejumlah perbaikan dalam aksesibilitas pasar saham utama. MSCI juga bilang, pihaknya akan mempertimbangkan inklusi dalam review klasifikasi market 2017 mendatang.

Ada beberapa alasan yang mendasari MSCI menolak bursa China. Beberapa di antaranya: penghentian perdagangan yang sewenang-wenang dan pembatasan yang longgar atas arus modal antar negara.

Keputusan ini sekaligus menunjukkan bahwa investor internasional masih tidak nyaman untuk menempatkan dana mereka di market bernilai US$ 6 triliun tersebut, setelah upaya pemerintah untuk menopang harga saham menemui kegagalan sehingga mengguncang pasar saham global tahun lalu.

"Meski pemerintah China sudah menunjukkan komitmen untuk membuka market, investor sangat jelas mengindikasikan bahwa mereka ingin melihat adanya perbaikan yang lebih dalam aksesibilitas," jelas Remy Briand, MSCI's global head research.

Menurut MSCI, investor membutuhkan waktu lebih untuk mengevaluasi efektivitas perubahan kebijakan yang dilakukan saat ini yang meliputi alokasi kuota, mobilitas arus modal, dan suspensi perdagangan.

Sementara itu, Paul Christopher, head global market strategist Wells Fargo berpendapat, keputusan MSCI menunjukkan China masih mengadopsi sistem ekonomi tertutup yang menggunakan teknik-teknik tertentu, seperti melakukan suspensi saham, melarang penjualan saham, hingga penggunaan dana pemerintah untuk membeli saham.

"Teknik-teknik tersebut tidak dapat diterima investor global," kata Christopher.




TERBARU

[X]
×