Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia
TOKYO. Kenaikan pajak ritel di Jepang berimbas pada selera berbelanja masyarakat setempat. Kementrian Perdagangan Jepang hari ini (29/5) merilis, belanja ritel di bulan April merosot tercepat selama 14 tahun terakhir.
Angka belanja atau konsumsi ritel per April turun 13,7% dibanding bulan Maret. Penurunan ini juga lebih besar ketimbang perkiraan para analis, yaitu 11,7%.
Penjualan di bulan April turun 4,4% dibanding bulan yang sama tahun lalu. Penurunan penjualan terjadi di berbagai sektor, mulai dari otomotif, pakaian, makanan dan minuman.
Pemerintahan Jepang yang dipimpin Perdana Menteri Shinzo Abe menaikkan pajak pembelian 5% menjadi 8% per 1 April lalu. Namun, pelambatan diperkirakan masih akan terjadi seiring rencana pemerintah kembali menaikkan pajak untuk kedua kalinya.
"Pemerintah Jepang kemungkinan mendorong kenaikan pajak kedua, meski harus menambah stimulus fiskal untuk menahan pelambatan," kata Hiroaki Muto, Ekonom Senior di Sumitomo Mitsui Asset Management Co di Tokyo.
Ekonomi Jepang di April-Juni diperkriakan menyusut 3,4% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laju tahunan ini akan lebih lambat ketimbang periode Januari-Maret yang naik 5,9%.