Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - LONDON. Kementerian Pertahanan Inggris mengucurkan dana senilai £ 800 juta kepada perusahaan patungan Inggris-Jerman Rheinmetall BAE Systems Land, untuk mendatangkan 148 unit tank Challenger 3.
Dilansir dari Sputnik News, perusahaan kendaraan militer tersebut mendapat kontrak untuk memasok Angkatan Darat Inggris dengan 148 unit tank Challenger 3 yang telah mengalami peningkatan.
Ratusan tank tersebut akan diproduksi di pabrik perusahaan di Telford, Shropshire. Semua tank pada dasarnya adalah Challenger 2 yang sudah ada dan menerima pembaruan di beberapa aspek.
Melalui tinjauan pertahanan, keamanan, dan kebijakan luar negeri terintegrasi Inggris yang baru-baru ini dirilis, Kementerian Pertahanan Inggris mengonfirmasi pengurangan 35% dalam armada tank utamanya.
Saat ini Angkatan Darat Inggris memiliki 227 tank Challenger 2. Dengan kontrak terbaru, 148 di antaranya akan ditingkatkan ke versi standar Challenger 3.
Kelebihan tank Challenger 3
Soal spesifikasi, tank Challenger 3 akan menggunakan sasis yang sudah ada. Tetapi rencananya, tank baru akan dilengkapi dengan turret digital baru, teropong pemantau yang lebih baik, perlindungan yang ditingkatkan, serta penggunaan meriam smoothbore, bukan senapan riffle.
Baca Juga: Jepang, AS, dan Prancis gelar latihan militer gabungan, China bisa panas
Digitalisasi tersebut membuat armada tank dapat berbagi data dan informasi di medan perang dengan helikopter serang dan kendaraan darat lainnya.
"Teknologi baru memungkinkan militer Inggris untuk memberikan kemampuan perang yang luar biasa di ruang pertempuran yang dipenuhi berbagai ancaman musuh," ungkap Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace, seperti dikutip Sputnik News.
Peningkatan kemampuan militer ini sejalan dengan tinjauan terintegrasi sektor hankam dan luar negeri yang baru dirilis bulan Maret lalu.
Dalam tinjauan tersebut, Inggris mencoba memeriksa kembali prioritas dan tujuan Inggris pada pertahanan, keamanan, pembangunan, dan kebijakan luar negeri, dan mendefinisikan posisi serta peran Inggris di dunia pasca keluar dari Uni Eropa.
Strategi pertahanan baru Inggris kali ini secara khusus melabeli Rusia sebagai ancaman langsung paling akut di tahun 2020-an. Inggris juga mulai serius melihat peluang China yang akan menjadi pemain kunci dalam persaingan ekonomi global dalam beberapa dekade ke depan.