kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laporan WHO soal asal usul corona yang tidak kredibel membuat ilmuwan marah


Kamis, 01 April 2021 / 06:33 WIB
Laporan WHO soal asal usul corona yang tidak kredibel membuat ilmuwan marah
ILUSTRASI. WHO baru saja merilis laporan yang berupaya mengungkap asal-usul pandemi virus corona. Namun banyak pihak yang skeptis menanggapi laporan itu. REUTERS/Aly Song


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja merilis laporan yang berupaya mengungkap asal-usul pandemi virus corona. Namun, laporan tersebut ditanggapi dengan skeptisisme yang kuat dari Washington.

Salah satu hasil laporan WHO yang mendapat kritik paling tajam adalah sangat tidak mungkin virus berkembang biak melalui insiden laboratorium. 

Meskipun sebagian besar ilmuwan tidak meyakini bahwa virus berasal dari laboratorium, namun sejumlah klaim WHO belum secara meyakinkan menunjukkan bahwa salah satu dari beberapa skenario itu lebih mungkin terjadi.

“Hipotesis kebocoran lab masih dibahas. Laporan ini hampir tidak memberikan kontribusi apa pun bagi pemahaman kami tentang hipotesis itu,” kata ahli mikrobiologi Stanford, David A. Relman dalam email kepada Yahoo News. 

Baca Juga: Soal kemungkinan kebocoran laboratorium China, WHO siap kerahkan misi tambahan

Dirilis pada hari Selasa (30/3/2021), laporan WHO tersebut mengatakan bahwa "limpahan zoonosis" seperti kelelawar buah yang menggigit manusia di hutan belantara sangat mungkin terjadi. Dalam laporan tersebut, para peneliti juga menyebut penyebaran melalui produk makanan beku mungkin terjadi, tetapi jarang ditemukan. 

Skenario yang paling mungkin, kata para peneliti, adalah virus yang memasuki spesies manusia melalui "inang perantara", seperti trenggiling.

Baca Juga: WHO rilis penyelidikan asal usul virus corona penyebab Covid-19, ada 4 kemungkinan

Pertanyaan tentang etiologi virus berkaitan erat dengan geopolitik dan juga sains. Pertanyaan-pertanyaan itu muncul karena hubungan antara China dan Amerika Serikat tampaknya semakin tegang dari hari ke hari. Pada hari yang sama saat laporan itu dikeluarkan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan perlakuan China terhadap populasi Uighur, etnis minoritas yang menganut agama Islam, sama dengan "genosida".

Ketika WHO menyatakan virus corona sebagai pandemi pada 11 Maret 2020, Joe Biden baru saja mulai maju dalam pemilihan pendahuluan Demokrat; dia akan melakukan sebagian besar kampanye umumnya melawan Presiden Donald Trump dari rumahnya di Delaware. 

Sekarang setelah dia menjadi presiden, Biden telah memutuskan untuk menghadapi China dalam sejumlah masalah, termasuk perdagangan dan hak asasi manusia. Di antara masalah-masalah itu adalah peran yang mungkin dimainkan negara adidaya Asia Timur dalam menyembunyikan pandemi pada tahap awal, sekitar akhir 2019.

Trump menyebabkan AS hengkang dari WHO, karena kecewa dengan apa yang dia anggap sebagai bias pro-China. Biden telah mengembalikan keanggotaan Amerika Serikat sebagai bagian dari pendekatannya yang lebih luas terhadap kebijakan luar negeri.

Namun pemerintahan Biden sama seperti Trump yang tidak mendukung pekerjaan WHO dalam hal pandemi. 

Baca Juga: WHO & 23 negara termasuk Indonesia kerjasama cegah pandemi terulang

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menyampaikan kritiknya soal laporan setebal 120 halaman itu dalam briefing hari Selasa. “Laporan tersebut kekurangan data, informasi, dan akses penting,” katanya. “Ini merupakan gambaran parsial dan tidak lengkap.”

Melansir Yahoo News, Seorang juru bicara Kedutaan Besar China Hua Chunying di Washington mengatakan, pemerintah China menawarkan untuk memfasilitasi segala hal yang diperlukan untuk kerja tim, yang sepenuhnya menunjukkan keterbukaan, transparansi, dan sikap bertanggung jawab.

"Studi tentang asal-usul juga merupakan misi global yang harus dilakukan di banyak negara dan lokal," tambah Hua, seraya berharap laporan WHO akan merangsang kerja sama global dalam penelusuran asal-usul virus corona. Belum jelas apakah ada upaya serius yang sedang dilakukan untuk melacak virus corona ke negara selain China.

Yang menjadi masalah adalah apakah ahli virologi yang berkunjung memiliki semua akses yang mereka butuhkan di kota Wuhan, di provinsi Hubei, tempat kasus Covid-19 pertama kali diidentifikasi. 

Penyelidikan dilakukan oleh 17 ilmuwan China dan 17 ilmuwan tambahan dari luar negeri. Tetapi sejak China memiliki persetujuan akhir atas komposisi tim internasional, beberapa pihak mempertanyakan integritas dasar dari upaya tersebut.

"Organisasi Kesehatan Dunia belum menghasilkan laporan yang kredibel," kata Richard Ebright, direktur Institut Mikrobiologi Waksman di Universitas Rutgers. 

Dia menggambarkan para ilmuwan di balik laporan itu sebagai "antek-antek terpilih" yang tidak memiliki izin atau kemauan untuk sepenuhnya meminta pertanggungjawaban ilmuwan dan pejabat China.

Baca Juga: Yang ditunggu-tunggu! WHO akhirnya rilis laporan resmi soal asal-usul Covid-19

Ebright dan lainnya telah menyuarakan peringatan bahwa di antara para penyelidik adalah Dr. Peter Daszak, seorang ahli zoologi Inggris yang menjalankan EcoHealth Alliance di New York. Daszak memiliki hubungan dengan laboratorium, di mana beberapa orang meyakini virus itu lolos secara tidak sengaja.

Tahun lalu, National Institutes of Health menangguhkan pendanaan Daszak karena kekhawatiran tentang hubungannya dengan China.

Baca Juga: Sekjen PBB: Saya prihatin distribusi vaksin Covid-19 global tidak adil

Daszak telah hadir secara konstan di outlet media Amerika termasuk, dalam beberapa hari terakhir, NPR dan PBS, dengan menggambarkan investigasi WHO secara menyeluruh dan, sebagian besar, konklusif. Hal itu membuat geram para pengamat seperti Ebright, yang mengatakan bahwa kepercayaan seperti itu sangat tidak beralasan.

"Tidak ada bukti yang diberikan untuk pernyataan apa pun," kata Ebright. 

Daszak tidak menanggapi permintaan komentar dari Yahoo News.

Bahkan pimpinan WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, tampaknya setuju dengan kritik tersebut. Dia mengeluh pada awal pekan ini bahwa para peneliti yang dia kirim ke China mengalami kesulitan dalam mengakses data mentah.

Baca Juga: Hasil penyelidikan WHO bocor, ini asal usul virus corona penyebab Covid-19

Tedros menganggap laporan dari penyelidikan mereka tidak cukup ekstensif. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian di lapangan, termasuk dalam hal hipotesis kebocoran laboratorium.

"Tim WHO pada dasarnya tampaknya telah melepaskan peran nyata apa pun dalam mengamati hipotesis kebocoran laboratorium dengan cermat," kata Relman, ahli mikrobiologi Stanford. “Yang tampaknya mereka lakukan hanyalah menanyakan beberapa laboratorium dan ilmuwan laboratorium apakah mereka mungkin menjadi sumber kebocoran, dan diberi tahu tidak. Ini bukanlah penyelidikan ilmiah."

Selanjutnya: WHO beri China hak veto atas ilmuwan yang selidiki asal-usul virus corona




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×