kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Larangan TikTok di AS Berpotensi Menghancurkan Banyak Bisnis di Inggris


Kamis, 25 April 2024 / 08:34 WIB
Larangan TikTok di AS Berpotensi Menghancurkan Banyak Bisnis di Inggris
ILUSTRASI. Larangan TikTok di Amerika Serikat (AS) memiliki dampak yang berpotensi menghancurkan sejumlah bisnis di Inggris. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Larangan TikTok di Amerika Serikat (AS) memiliki dampak yang berpotensi menghancurkan sejumlah bisnis di Inggris. Demikian peringatan para penjual online.

Mengutip BBC, Presiden AS Joe Biden telah menandatangani undang-undang yang memberikan waktu sembilan bulan kepada pemilik TikTok di Tiongkok, ByteDance, untuk menjual sahamnya di aplikasi tersebut atau aplikasi tersebut akan diblokir di AS. TikTok mengatakan akan menantang hal ini di pengadilan.

Menurut TikTok, sekitar 1,5 juta bisnis di Inggris beroperasi dengan aplikasi ini.

Isobel Perl, pendiri Perl Cosmetics di London, khawatir dengan kemungkinan dampak larangan tersebut karena seperempat penjualannya kini berasal dari Amerika.

Perl mendirikan bisnis perawatan kulit dan aksesorisnya setelah kehilangan pekerjaannya selama pandemi dan menggunakan aplikasi seperti TikTok untuk mengarahkan lalu lintas ke situs webnya.

Enam bulan pertama adalah memikirkan cara menjalankan bisnis sendiri. Baru setelah dia mulai menggunakan TikTok, merek tersebut benar-benar berkembang pesat, katanya.

"Saya kebanyakan menggunakan TikTok untuk mendorong penjualan ke situs web kami, dari semua aplikasi media sosial, aplikasi ini menghasilkan lalu lintas paling banyak," jelasnya.

Dia telah menggunakan aplikasi tersebut untuk mengembangkan bisnisnya di luar Inggris.

"Larangan TikTok di AS dapat berpotensi menghancurkan bisnis di Inggris, TikTok adalah cara unik untuk menjangkau pelanggan,” katanya.

Baca Juga: Senat AS Setujui RUU Paksa Penjualan TikTok

Kyle Frank, pendiri Franks Remedies, juga menjual produk perawatan kulit di TikTok.

Dia bekerja keras untuk mengembangkan basis pelanggannya pada aplikasi tersebut dan Amerika kini menjadi pasar yang besar baginya.

Dia mengatakan kepada program Marketplace BBC World Service, bahwa larangan tersebut akan sangat merugikan bisnisnya.

“Pada bulan-bulan tertentu 60-70% penjualan bulanan kami berasal dari Amerika,” ujarnya.

Amerika telah menjadi pasar terbesar kedua dan TikTok telah menjadi cara yang sukses untuk menjangkau pelanggan tersebut, tambahnya.

“Kami tidak perlu mengeluarkan uang untuk iklan atau pemasaran guna mendapatkan pelanggan dan terhubung dengan mereka,” jelasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada Selasa (23/4/2024) malam, Senat AS memberikan suara yang mendukung undang-undang yang akan melarang TikTok di Amerika Serikat jika pemiliknya, perusahaan teknologi China ByteDance, gagal mendivestasikan aplikasi video pendek populer tersebut ke pasar dalam kurun waktu sembilan bulan hingga satu tahun ke depan.

Baca Juga: China: Pelarangan TikTok Akan Merugikan Amerika Serikat Sendiri

Melansir Reuters, didorong oleh kekhawatiran yang meluas di kalangan anggota parlemen AS bahwa Tiongkok dapat mengakses data warga Amerika atau mengawasi mereka dengan aplikasi tersebut, rancangan undang-undang tersebut disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat AS pada hari Sabtu. 

Presiden AS Joe Biden sudah menandatanganinya menjadi undang-undang pada hari Rabu.

“Selama bertahun-tahun kami telah mengizinkan Partai Komunis China untuk mengontrol salah satu aplikasi paling populer di Amerika yang sangat picik,” kata Senator Marco Rubio, petinggi Partai Republik di Komite Intelijen. 

Dia menambahkan, "Undang-undang baru akan mewajibkan pemiliknya di China untuk menjual aplikasi tersebut. Ini adalah langkah yang baik bagi Amerika."

Ketika ditanya tentang pemungutan suara Senat, Kementerian Luar Negeri China pada hari Rabu merujuk pada komentar yang dibuat kementerian tersebut pada bulan Maret ketika Dewan Perwakilan Rakyat meloloskan rancangan undang-undang serupa.

Pada saat itu, kementerian mengkritik undang-undang tersebut, dengan alasan meskipun AS tidak pernah menemukan bukti apa pun bahwa TikTok merupakan ancaman terhadap keamanan nasional AS, mereka tidak pernah berhenti mengejar TikTok.

Baca Juga: Amerika Memaksa ByteDance Lepas Saham TikTok Atau Menghadapi Larangan

Pertarungan empat tahun mengenai TikTok, yang digunakan oleh 170 juta orang di Amerika Serikat, hanyalah salah satu front dalam perang internet dan teknologi antara Washington dan Beijing. 

Pekan lalu, Apple mengatakan Beijing telah memerintahkannya untuk menghapus Meta Platforms, membuka tab baru WhatsApp dan Threads dari App Store di Tiongkok karena masalah keamanan nasional China.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×