Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Angkatan Udara Korea Selatan dan Amerika Serikat resmi memulai latihan militer gabungan pada hari Senin (31/10). Ratusan pesawat tempur akan dilibatkan hingga hari Jumat (4/11).
Angkatan Udara AS pekan lalu menjelaskan bahwa latihan gabungan bertajuk Vigilant Storm ini akan melibatkan 240 pesawat tempur yang melakukan sekitar 1.600 skenario serangan mendadak.
Jumlah skenario itu adalah yang tertinggi selama latihan tahunan ini berlangsung.
Baca Juga: Kian Panas, Korsel dan Korut Lepaskan Tembakan Peringatan di Dekat Perbatasan Maritim
"Angkatan Udara Korea Selatan dan AS akan bekerja sama dengan layanan gabungan untuk melakukan misi udara seperti dukungan udara jarak dekat, pertahanan udara, dan dukungan darurat udara 24 jam sehari selama masa latihan," ungkap Angkatan Udara AS.
Mengutip Reuters, pesawat tempur siluman F-35 dari kedua negara menjadi salah satu jenis pesawat yang akan diterjunkan pada Vigilant Storm.
Australia kabarnya juga akan mengirim pesawat pengisian bahan bakar udara untuk latihan tersebut.
Baca Juga: Korea Utara Kembali Luncurkan Dua Rudal Balistik Jarak Pendek ke Arah Laut
Militer Korea Selatan pada Jumat (28/10) lalu baru saja menyelesaikan latihan lapangan Hoguk 22 yang berlangsung selama 12 hari. Latihan itu mencakup skenario pendaratan kendaraan amfibi tiruan serta penyeberangan armada melalui sungai.
Aliansi ini mengatakan bahwa latihan sangat diperlukan untuk menghadapi potensi ancaman dari Korea Utara, yang semakin sering melakukan uji coba peluncuran rudal tahun ini. Dua negara ini juga curiga Korea Utara sedang mempersiapkan uji coba rudal nuklir pertamanya sejak tahun 2017.
Di lain pihak, Korea Utara merasa latihan militer dua rivalnya itu merupakan persiapan untuk melakukan invasi. Sebagai bentuk protes, Pyongyang pun melakukan penembakan artileri hingga meluncurkan rudal jarak pendek ke laut.