kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Latihan militer gabungan Zapad-2021 resmi dimulai, 200.000 personel dilibatkan


Jumat, 10 September 2021 / 14:50 WIB
Latihan militer gabungan Zapad-2021 resmi dimulai, 200.000 personel dilibatkan
ILUSTRASI. Upacara pembukaan latihan militer gabungan Zapad-2021?tempat pelatihan Mulino di wilayah Nizhny Novgorod, Rusia, 10 September 2021.


Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Latihan militer gabungan bertajuk Zapad-2021 resmi dimulai pada hari Jumat (10/9) dan akan diikuti sembilan negara. Rusia dan Belarusia akan menjadi tuan rumah dalam latihan militer skala besar ini.

Dilansir dari Sputnik News, latihan militer Zapad-2021 akan melibatkan hingga 200.000 personel tentara, lebih dari 80 unit pasawat tempur, dan 760 peralatan militer lainnya.

Upacara pembukaan latihan militer gabungan yang dipimpin Federasi Rusia dan Republik Belarusia ini berlangsung di tempat pelatihan Mulino di wilayah Nizhny Novgorod, Rusia.

Baca Juga: Menteri Darurat Rusia tewas secara tragis saat jalani latihan di kutub utara

Latihan akan diadakan di sembilan tempat pelatihan di Rusia dan lima di Belarusia. Kepala staf umum angkatan bersenjata kedua negara akan memimpin latihan yang akan berlangsung hingga 16 September mendatang.

Selain Rusia dan Belarusia, Zapad-2021 juga akan dihadiri pasukan militer dari Armenia, India, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mongolia, Pakistan dan Sri Lanka.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa latihan kali ini akan melibatkan penggunaan penerbangan militer secara ekstensif. Beragam skenario pertempuran udara yang sulit akan dicoba.

"Lapangan terbang, landasan helikopter, dan peralatan penerbangan yang akan digunakan dalam latihan harus sepenuhnya sesuai dengan persyaratan keselamatan," kata Shoigu.

Membuat anggota NATO khawatir

Zapad-2021 yang diikuti Rusia dan sekutunya menarik perhatian sekutu NATO di Baltik dan Eropa Timur. Kepala Dinas Keamanan Ukraina, Ivan Bakanov, bahkan mengatakan bahwa semua yang ikut serta dalam latihan itu adalah ancaman bagi keamanan Ukraina.

Baca Juga: Rusia: Jangan sampai sisa senjata AS di Afghanistan disalahgunakan Taliban

Pada bulan Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics menyatakan ketakutannya atas pelaksanaan Zapad-2021. Rinkevics menilai latihan itu bisa melahirkan insiden yang tidak diinginkan antara NATO dan Rusia.

"Anda mengalami krisis perbatasan, Anda mengadakan latihan militer besar di dekat negara-negara NATO, Anda terus meningkatkan kehadiran di pihak kami, Lithuania, Estonia, dan Polandia. Tentu ini saja ini bisa memicu insiden," ungkap Rinkevics.

Sejalan dengan itu, pada awal September ini Komandan Pasukan Pertahanan Estonia, Martin Herem, dan Kepala Staf Umum Polandia, Rajmund Andrzejczak, telah secara khusus membahas keamanan regional di Estonia. Salah satu agendanya adalah untuk memantau latihan Zapad-2021.

Dari pihak Polandia, Presiden Andrzej Duda baru-baru ini menandatangani dekrit tentang penerapan keadaan darurat di beberapa bagian negara itu.

Dekrit ini tidak hanya berkaitan dengan masuknya migran di perbatasan dengan Belarusia, tetapi juga dengan latihan Rusia-Belarusia yang saat ini sedang berlangsung.

Selanjutnya: Dipimpin China, 4 negara gelar latihan militer gabungan anti-terorisme




TERBARU

[X]
×