kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laut China Selatan bergolak lagi, China gelar latihan militer di Paracel


Selasa, 29 September 2020 / 23:50 WIB
Laut China Selatan bergolak lagi, China gelar latihan militer di Paracel


Sumber: South China Morning Post | Editor: S.S. Kurniawan

Pada Minggu (27/9), Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Beijing telah melanggar janjinya di Laut China Selatan.

"Lima tahun lalu, Sekretaris Jenderal (Partai Komunis dan Presiden China) Xi Jinping menyatakan, China tidak berniat untuk mengejar militerisasi di Kepulauan Spratly, dan pos terdepan China tidak akan menargetkan atau berdampak pada negara mana pun,” kata Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip China South Morning Post.

Departemen Luar Negeri AS menambahkan, China malah mengejar militerisasi yang sembrono dan provokatif dari pos-pos yang disengketakan itu di Laut China Selatan.

China mulai membangun pulau buatan di sekitar tujuh terumbu yang diklaim sebagai wilayah negeri tembok raksasa pada 2014. Dan, sejak itu memasang senjata dan radar serta membangun landasan pacu di atasnya.

Departemen Luar Negeri AS menyebutkan, Partai Komunis China menggunakan "pos-pos terdepan militer sebagai platform pemaksaan untuk menegaskan kendali atas perairan di mana Beijing tidak memiliki klaim maritim yang sah".

Baca Juga: Laut China Selatan: Alarm bagi Taiwan, Indonesia siaga penuh

Konfrontasi militer skala penuh

Menanggapi tuduhan AS itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, "membangun infrastruktur pertahanan yang diperlukan di Laut China Selatan adalah hak China yang sah menurut hukum internasional".

“Pembangunan China di wilayahnya sendiri di Laut China Selatan terutama melayani kebutuhan sipil, ini masuk akal, masuk akal dan legal, dan tidak ada hubungannya dengan militerisasi. Ini pada dasarnya sama dengan negara mana pun yang membangun infrastruktur pertahanan di wilayah mereka sendiri,” ujar Wang seperti dilansir China South Morning Post.

Song Zhongping, pengamat militer yang berbasis di Hong Kong, mengatakan, China meningkatkan latihan militer di wilayah tersebut karena dianggap ancaman.

"China sekarang sedang membuat persiapan untuk konfrontasi militer skala penuh, yang berpotensi secara bersamaan dimulai di Selat Taiwan, Laut China Timur, dan Laut China Selatan," kata Song kepada China South Morning Post. 

"Mengingat itu, China juga perlu melakukan latihan di Kepulauan Paracel untuk meningkatkan kemampuan (pertempuran) di semua lini dan koordinasi di seluruh layanan di laut," imbuh dia.

Selanjutnya: Video angkatan udara China tunjukkan serangan simulasi di pangkalan udara AS di Guam



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×