kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lelah dengan pembatasan sosial, protes anti lockdown di Jerman semakin marak terjadi


Senin, 18 Mei 2020 / 15:58 WIB
Lelah dengan pembatasan sosial, protes anti lockdown di Jerman semakin marak terjadi
ILUSTRASI. Patung bermasker di Jerman.


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

Isu-isu lain yang diangkat oleh para demonstran termasuk kemarahan pada apa yang mereka lihat sebagai kebijakan pemerintah yang tidak demokratis, pembatasan kebebasan sipil dan keyakinan bahwa beberapa tindakan, seperti pemakaian masker wajah, tidak berakar pada bukti ilmiah.

Baca Juga: Pemerintah Depok luncurkan aplikasi monitoring corona berbasis RW

Jerman memiliki lebih dari 176.000 kasus yang dikonfirmasi dari coronavirus tetapi telah melaporkan kematian jauh lebih sedikit daripada rekan-rekannya di Eropa. Korban tewas saat ini di bawah 8.000, menurut data dari Johns Hopkins University. Sebagai perbandingan, Inggris dan Italia sama-sama melaporkan lebih dari 30.000 kematian akibat virus.

Meskipun demikian, Kanselir Jerman Angela Merkel dan pemerintah tetap berhati-hati, mengangkat langkah-langkah perlahan dan mengatakan mereka akan memberlakukan kembali pembatasan jika tingkat infeksi meningkat. Sementara itu, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa ekstrimis sayap kanan mengeksploitasi sentimen anti-lockdown.

Baca Juga: Berikut 20 negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia, Indonesia?

"Kami melihat tren bahwa ekstremis, terutama ekstremis sayap kanan, mengeksploitasi demonstrasi," kata Thomas Haldenwang, presiden badan intelijen Jerman, Bundesamt für Verfassungsschutz (BfV), kepada surat kabar Welt am Sonntag, Minggu.

Dia juga memperingatkan bahwa teori konspirasi virus internet sekarang sedang dianut di dunia nyata. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×