Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kantor Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan Tsai akan mengadakan pertemuan keamanan nasional tingkat tinggi pada Selasa pagi untuk membahas penguatan sistem pertahanan sipil pulau itu, diikuti dengan konferensi pers tentang langkah-langkah pertahanan sipil baru.
Tidak ada perincian lebih jauh mengenai hal tersebut. Namun, kementerian pertahanan mengatakan sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang wajib militer lebih dari empat bulan, karena perang di Ukraina dan meningkatnya ketegangan dengan Beijing memperbaharui diskusi tentang bagaimana menanggapi tekanan militer China.
"Semakin banyak persiapan yang kita buat, semakin kecil kemungkinan akan ada upaya agresi yang gegabah. Semakin kita bersatu, Taiwan akan semakin kuat dan aman," kata Tsai dalam upacara militer pada Senin.
"Kami (AS) akan terus membantu Taiwan dalam mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai sejalan dengan komitmen jangka panjang kami dan konsisten dengan kebijakan satu China kami," Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan pada hari Senin.
Baca Juga: Dalam 24 Jam, China Kirim Puluhan Pesawat Tempur dan Kapal ke Taiwan
Selama serangan terbaru, beberapa pesawat China, sebagian besar jet tempur, melintasi garis median di Selat Taiwan yang sensitif sebelum kembali ke China, menurut peta yang disediakan oleh kementerian pertahanan Taiwan. Tujuh kapal angkatan laut China juga terdeteksi di dekat Taiwan, kata kementerian itu.
Militer China juga mengirimkan pesawat peringatan dini, peperangan elektronik dan antikapal selam, serta drone, ke zona identifikasi pertahanan udara selatan Taiwan, atau ADIZ.
Taipei telah mengeluhkan misi berulang kali oleh angkatan udara China selama dua tahun terakhir, seringkali di wilayah selatan ADIZ-nya.
Taiwan mengirim pesawat tempur yang tidak ditentukan untuk memperingatkan pesawat China, sementara sistem rudal memantau penerbangan mereka.