kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lindungi bisnis bioskop, China siap perketat tayang perdana film secara online


Kamis, 30 April 2020 / 17:21 WIB
Lindungi bisnis bioskop, China siap perketat tayang perdana film secara online
ILUSTRASI. Director Shen Chenyan (2nd R) and executive producer Liu Menghuan (L) watch a scene of the post-apocalyptic movie Zombie Era on the set at an abandoned factory complex in Langfang, Hebei province, China December 16, 2016. REUTERS/Damir Sagolj SEARCH 'CHIN


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -HONG KONG.  Pandemi corona (Covid-19) memukul bisnis bioskop. Bahkan, hingga saat ini, bioskop-bioskop masih ditutup untuk melawan penyebaran corona (covid-19).

Pukulan menjadi makin telak lantaran produsen film memutar film perdananya secara daring. Ini pula yang membuat regulator berencana untuk melindungi bisnis bioskop. “Kami akan membuat aturan yang menghentikan film-film dari pemutaran perdana online,” ujar dua sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters, Kamis (30/4).

Keputusan ini dipic menyusul Huanxi Media Group yang  melakukan pemutaran perdana komedi blockbuster-nya, 'Lost in Russia' di platform streaming online Beijing ByteDance Network Technology Ltd secara gratis.

Tak hanya satu, film kedua ditayangkan perdana pada platform streaming online iQiyi Inc.

Rilis dua film secara online selama penguncian telah memicu keributan di industri film China. Pebisnis teater khawatir ini akan merusak masa depan bisnis mereka, menghancurkan pendapatan tiket. Mereka juga khawatir masa pemulihan ekonomi akibat  corona bisa cepat sehingga orang kembali pergi nonton film.

Dalam surat kepada Administrasi Film Nasional, 23 bioskop dan studio film memperingatkan bahwa rilis online akan menghancurkan industri film

Sumber itu mengatakan, otoritas dalam diskusi dengan eksekutif industri mengatakan akan lebih ketat mengelola persyaratan tayangan film di masa periode teater. Ini  mengacu pada periode waktu di mana film perlu diputar di bioskop sebelum diizinkan untuk ditampilkan di tempat lain.

“Untuk melindungi industri bioskop, regulator akan memperketat aturan bahwa film hanya akan ditayangkan pada platform online setelah rilis luas di bioskop,” ujar sumber tersebut.

Asal tahu saja, industri sinema China, yang merupakan yang terbesar kedua di dunia berdasarkan perolehan box office setelah Amerika Serikat. Bisnis industri bioskop tengah terguncang bisnisnya, menyusul perintah penutupan lebih dari 10.000 bioskop sejak Januari.

Seorang eksekutif senior iQiyi yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters perusahaan akan mengikuti instruksi pemerintah. "Tujuan kami sejatinya hanya memuat masyarakat bisa melihat film yang bagus," kata sang eksekutif.

Dihubungi Reuters,  Administrasi Film Nasional tidak segera menanggapi permintaan komentar. ByteDance juga tidak memberikan tanggapan segera.

Yang pasti, Administrasi Film Nasional, Rabu (29/4) menyatakan,  bahwa film box office China menghadapi kerugian lebih dari 30 miliar yuan  atau sebesar US$ $ 4,24 miliar tahun ini karena epidemi virus corona. Padahal tahu lalu, pendapatan Box (NYSE: BOX) sebanyak US64 miliar yuan pada 2019.

Pro kotra pemutaran film ini telah membuat saham Huanxi telah melonjak sebanyak 46% menjadi HK $ 2 pada Kamis (30/4). Ini dipicu kabar bahwa Beijing ByteDance akan membayar 630 juta yuan (U$$ 91,3 juta) kepada Huanxi untuk lisensi konten video online.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×