kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Lindungi pengunjuk rasa, Suster Ann Rose kembali berlutut di depan polisi Myanmar


Selasa, 09 Maret 2021 / 23:20 WIB
Lindungi pengunjuk rasa, Suster Ann Rose kembali berlutut di depan polisi Myanmar


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Seorang biarawati berlutut di depan polisi di kota Myanmar Utara dan memohon kepada mereka untuk berhenti menembak pengunjuk rasa yang menentang kudeta bulan lalu.

Namun pada akhirnya, dia tidak berhasil.

Video menunjukkan Suster Ann Rose Nu Tawng dengan jubah putih dan penutup kepala atau mantilla hitam berlutut di sebuah jalan di Kota Myitkyina pada Senin (8/3), berbicara kepada dua polisi yang juga berlutut.

"Saya memohon kepada mereka untuk tidak menyakiti para pengunjuk rasa, tetapi memperlakukan mereka dengan baik seperti anggota keluarga," katanya kepada Reuters dalam wawancara via telepon.

Baca Juga: Ratusan massa anti-kudeta yang terperangkap di Yangon akhirnya berhasil keluar

"Saya memberi tahu mereka bahwa mereka dapat membunuh saya, saya tidak akan berdiri sampai mereka memberikan janji bahwa mereka tidak akan menindak pengunjuk rasa secara brutal," ujar dia

Suster Ann Roza, yang mengelola sebuah klinik di kota itu, mengatakan, dia telah menerima jaminan dari para pejabat senior bahwa mereka baru saja membersihkan jalan.

Dua pengunjuk rasa tewas 

Suster Ann Roza dan salah satu polisi terlihat menyentuh dahi mereka ke tanah, tetapi tembakan mulai terjadi tidak lama kemudian.

"Kami mendengar suara tembakan keras, dan melihat kepala anak kecil meledak, dan ada sungai darah di jalan," ungkap Suster Ann Roza.

Baca Juga: Singapura minta warga negaranya tinggalkan Myanmar, menyusul situasi kian mencekam

Setidaknya, dua pengunjuk rasa tewas dan beberapa lainnya terluka, menurut Suster Ann Roza dan saksi lainnya.

Seorang juru bicara militer dan polisi di Myitkyina tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Suster Ann Roza mencoba membawa beberapa korban ke klinik sebelum dia dibutakan oleh gas air mata.

“Lantai klinik kami menjadi lautan darah,” katanya. “Kita perlu menghargai hidup. Itu membuat saya merasa sangat sedih".

Suster Ann Roza juga berada di antara pengunjuk rasa dan garis polisi akhir bulan lalu, memohon perdamaian, media lokal melaporkan.

Lebih dari 60 orang tewas dan lebih dari 1.800 ditahan dalam tindakan keras terhadap protes terhadap kudeta 1 Februari, menurut sebuah kelompok advokasi.

Selanjutnya: AS blokir upaya junta Myanmar untuk kosongkan rekening Fed New York Rp 14,264 triliun



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×