Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Setidaknya, dua pengunjuk rasa tewas dan beberapa lainnya terluka, menurut Suster Ann Roza dan saksi lainnya.
Seorang juru bicara militer dan polisi di Myitkyina tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Suster Ann Roza mencoba membawa beberapa korban ke klinik sebelum dia dibutakan oleh gas air mata.
“Lantai klinik kami menjadi lautan darah,” katanya. “Kita perlu menghargai hidup. Itu membuat saya merasa sangat sedih".
Suster Ann Roza juga berada di antara pengunjuk rasa dan garis polisi akhir bulan lalu, memohon perdamaian, media lokal melaporkan.
Lebih dari 60 orang tewas dan lebih dari 1.800 ditahan dalam tindakan keras terhadap protes terhadap kudeta 1 Februari, menurut sebuah kelompok advokasi.