Sumber: The Straits Times | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pada 31 Desember tahun lalu, Tiongkok melaporkan serangkaian kasus untuk pertama kalinya ke Organisasi Kesehatan Dunia, 23 hari setelah pasien pertama mencari perawatan medis pada 8 Desember.
Hari berikutnya, pasar makanan laut ditutup.
Dalam sebuah wawancara pada 21 Januari dengan siaran televisi Cina CCTV, walikota Wuhan Zhou Xianwang berpendapat bahwa acara tahunan itu mendapat lampu hijau tahun ini meskipun ada risiko yang terlibat, karena keputusan itu dibuat "berdasarkan penilaian bahwa penularan dari manusia ke manusia terbatas".
Baca Juga: Dilanda panic buying karena isu karantina, warga Hong Kong borong beras dan tisu
Pada hari wawancara itu ditayangkan, China mengonfirmasi 291 kasus infeksi, termasuk 270 kasus di Hubei. Zhou juga mengungkapkan bahwa enam warga Wuhan telah meninggal setelah tertular virus.
Dua hari kemudian, kota berpenduduk 11 juta itu dikunci dalam upaya untuk mengkarantina pusat virus.
Zhou kemudian mengambil tanggung jawab atas keterlambatan pelaporan skala epidemi, tetapi mengatakan ia terhambat oleh hukum nasional tentang penyakit menular.
Baca Juga: Meski ada virus corona, AS harap China tetap komitmen perjanjian dagang
Undang-undang itu memungkinkan pemerintah provinsi untuk menyatakan epidemi hanya setelah menerima persetujuan pemerintah pusat.
"Setelah saya menerima informasi, saya hanya bisa merilisnya ketika saya berwenang," katanya.
Virus corona telah membunuh 563 orang dan menginfeksi 28.018 di daratan China.
Negara dan wilayah lain melaporkan sekitar 200 infeksi, dengan satu kematian masing-masing di Hong Kong dan Filipina.