kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lituania Tawarkan €1.000, Rayu Migran Irak Kembali ke Negara Asalnya


Senin, 03 Januari 2022 / 14:38 WIB
Lituania Tawarkan €1.000, Rayu Migran Irak Kembali ke Negara Asalnya
ILUSTRASI. Para migran melipat selimut di sebuah kamp dekat pos pemeriksaan Bruzgi-Kuznica di perbatasan Belarusia-Polandia di wilayah Grodno, Belarus, Kamis (18/11/2021).


Sumber: Euronews | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - VILNIUS. Pemerintah Lituania berhasil memulangkan 98 migran Irak yang menerobos perbatasan Lithuania-Belarusia. Semuanya diberi bekal senilai €1.000.

Dilansir dari Euronews, Kementerian Dalam Negeri Lituania mengatakan, semua migran akhirnya mau pulang secara sukarela setelah uang diberikan untuk membeli tiket pesawat.

"Biaya dasar untuk memelihara satu migran adalah €11.000 per tahun. Jelas lebih menguntungkan bagi kita untuk menawarkan uang tunai untuk membeli tiket dan mengatur penerbangan mereka," kata Agne Bilotaite, Menteri Dalam Negeri Lituania.

Sejak krisis migrasi dimulai 2015 akibat perang di Timur Tengah, Lituania telah memulangkan lebih dari 500 migran yang tiba melalui Belarusia. Saat ini, masih ada lebih dari 3.000 orang masih berada di pusat-pusat pengungsi Lituania.

Baca Juga: Jet Tempur Rusia Dilaporkan Mengebom Kawasan Idlib, Suriah

Kantor Urusan HAM Parlemen Lituania sedang mencari cara agar para migran bisa segera dikendalikan begitu masa penampungan usai. Mereka juga akan berupaya agar para migran tidak mengganggu negara Eropa lainnya.

"Kita perlu mulai berpikir apa yang akan kita lakukan ketika masa penampungan di pusat-pusat pengungsi berakhir. Jika tidak, mereka akan mencoba menjangkau negara-negara Eropa lainnya," kata Tomas Vytautas Raskevicius, Ketua Komite HAM Parlemen Lituania.

Lituania, bersama Polandia dan Latvia, menuding Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menggunakan migran ilegal untuk menyelesaikan masalah politik. Dugaan ini juga mendapat dukungan dari Uni Eropa dan AS, membuat suasana benua biru cukup panas sepanjang tahun lalu.

Di kubu seberang, Belarusia dan Rusia, justru menyalahkan Eropa atas krisis dan nasib para pengungsi. Menurut Palang Merah Belarusia, ada sekitar 600 orang asing yang berharap bisa masuk ke UE di pusat penampungan di dekat perbatasan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×