Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kota Xi'an melaporkan 155 kasus baru Covid-19 pada Kamis (30/12), menjadikan total infeksi yang tertinggi yang terlihat di kota mana pun di China tahun ini, karena virus corona terus menyebar selama lockdown yang memasuki hari ke-8.
Kota di Barat Laut China itu melaporkan 155 infeksi dengan gejala seperti demam, data resmi menunjukkan pada Kamis, naik dari 151 kasus sehari sebelumnya. Ini menjadikan total kasus Covid-19 di Xi'an menjadi 1.100 sejak gejolak dimulai pada 9 Desember.
Samsung Electronics dan Micron Technology, dua pembuat chip memori terbesar di dunia, telah memperingatkan penguncian bisa mempengaruhi basis manufaktur mereka di Xi'an.
Xi'an telah memulai beberapa putaran tes Covid-19 di seluruh kota untuk melacak transmisi. Putaran keenam bergulir pada Kamis, sehari setelah putaran kelima.
"Xi'an telah mencapai tahap hidup atau mati dalam perjuangannya melawan virus," kata Zhang Fenghu, seorang pejabat Pemerintah Kota Xi'an dalam konferensi pers pada Rabu (29/12), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: WHO: Delta dan Omicron Sekarang Jadi Ancaman Kembar, Ciptakan Tsunami Kasus Covid-19
Baca Juga: Alami Tsunami Covid-19, Setiap Detik 2 Orang Prancis Terpapar Virus Corona
Meskipun jumlah kasus yang rendah di Xi'an dibandingkan dengan banyak klaster di luar negeri, pemerintah kota telah memberlakukan pembatasan ketat pada perjalanan di dalam dan luar kota sejak 23 Desember, karena Beijing menuntut setiap wabah segera diatasi.
Banyak penduduk dilarang meninggalkan kompleks perumahan mereka, kecuali akan keluar untuk melakukan tes Covid-19 atau menghadiri hal-hal penting yang mendapat persetujuan dari otoritas setempat.
Pembatasan ini telah membatasi akses ke kebutuhan sehari-hari, dengan banyak masyarakat yang tidak bisa pergi berbelanja dan bergantung pada pengiriman oleh pemerintah kota.
Sebanyak 13 juta penduduk Xi'an dalam penguncian yang memasuki hari kedelapan. Ini merupakan lockdown terluas sejak Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi.
Pembatasan telah menyebabkan krisis pegawai di perusahaan yang terlibat dalam memastikan pasokan kebutuhan sehari-hari dan pemerintah sedang berupaya menyelesaikan masalah tersebut, menurut seorang pejabat Pemerintah Xi'an pada Rabu.