Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sandy Baskoro
ABU DHABI. Di tangan Yusuff Ali, Lulu Group semakin ekspansif. Pengusaha ritel kelahiran India ini sudah menyiapkan sederet rencana pertumbuhan organik, mulai dari mendirikan hipermarket baru hingga meluncurkan sejumlah produk. Yusuff menempuh semua itu demi mempertahankan eksistensi dan pertumbuhan bisnis ritel Lulu Group, yang berbasis di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).
Dalam dua tahun ke depan, Yusuff berniat mengembangkan dan membuka sedikitnya 42 gerai Lulu Hypermarket. Yusuff telah membidik sejumlah negara yang akan menjadi sasaran ekspansi gerai Lulu Hypermarket. Yang pasti, negara-negara terpilih memiliki potensi pasar konsumsi yang cukup tinggi.
Pada periodeĀ tahun 2014 hingga 2015, Lulu Group bakal membuka tujuh gerai hipermarket baru di UEA, kemudian enam gerai di Oman, empat gerai masing-masing di Qatar dan Kuwait. Selanjutnya, Lulu Group bakal membuka tiga gerai hipermarket masing-masing di Bahrain dan Mesir, serta 15 gerai di Arab Saudi.
Lulu Group juga tengah menjajaki pengembangan pasar ke Irak, kemudian ekspansi ke kawasan Afrika seperti Aljazair, Maroko dan Libia. Bukan hanya itu, Yusuff juga tertarik berinvestasi di wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia.
Rencana ekspansi ini datang ketika musim semi Arab menyebar ke sejumlah negara, yakni ada peluang bagi investasi asing, khususnya di sektor ritel modern. Untuk mempertahankan pasar ritel, Lulu Group harus melebarkan sayapnya ke mancanegara.
Oleh karena itu, Yusuff siap menggarap proyek-proyek real estate dan pusat belanja, terutama di Timur Tengah. Dalam tempo lima tahun ke depan, Lulu Group akan membuka 12 mal dan proyek komersial di UEA, Oman, Bahrain, Qatar, Arab Saudi dan India.
Yusuff meyakini, kesuksesan dalam mengembangkan bisnis ritel bergantung pada diversifikasi usaha yang tak jauh dari bisnis intinya. Bagi Lulu Group, pusat belanja yang mereka bangun akan melengkapi bisnis hipermarket, demikian sebaliknya. "Ini adalah model bisnis kami. Diversifikasi Lulu Group akan selalu berada dalam sektor yang terkait dengan ritel," jelas Yusuff, sebagaimana dikutip website yusuffali.com.
Menurut Yusuff, tidak semua perusahaan ritel percaya diri untuk ekspansi mendirikan cabang ke luar negeri. Sebab, mereka harus memperhitungkan segala hal seperti pasar dan kekuatan merek.
Bapak tiga anak ini yakin, Lulu Group memiliki dua hal tersebut. Selama dua dekade terakhir, Lulu Group mengklaim, telah meraih reputasi dan membawa para pelanggan menikmati pengalaman belanja yang nyaman dan berkelas dunia.
Demi memperkuat jaringan bisnisnya di sektor ritel, Lulu Group juga mendiversifikasi usaha, misalnya ke sektor jasa transaksi keuangan. Pada tahun 2008, Lulu Group mendirikan Lulu International Exchange, sebuah perusahaan jasa finansial yang melayani antara lain jasa remitansi, pertukaran mata uang serta administrasi gaji.
Lulu Group melihat bisnis jasa finansial cukup prospektif. Sebab, populasi ekspatriat terus bertumbuh di negara kawasan Teluk, khususnya Uni Emirat Arab. Angka wisatawan melonjak tinggi, kemudian kebutuhan perusahaan akan pembayaran dan konsumsi sehari-hari begitu tinggi di negara-negara kawasan Teluk. Hal tersebut tentu menghidupkan potensi industri remitansi.
Hingga kini, sebanyak 65 kantor cabang Lulu International Exchange telah hadir di India, Timur Jauh dan Afrika. Dalam tiga tahun ke depan, Lulu International Exchange berniat mendirikan lagi 40 kantor cabang di Timur Tengah dan Afrika Utara, India serta Filipina. (Bersambung)