kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mahathir: Sulit menggulingkan Muhyiddin lewat mosi tidak percaya


Senin, 16 Maret 2020 / 15:30 WIB
Mahathir: Sulit menggulingkan Muhyiddin lewat mosi tidak percaya
ILUSTRASI. Mahathir mohamad dan Muhyiddin Yassin. Mahathir memperingatkan bahwa koalisi oposisi kekurangan dukungan untuk menggeser pemerintahan Malaysia saat ini. REUTERS/Olivia Harris


Sumber: Bloomberg | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memperingatkan bahwa koalisi oposisi mungkin kekurangan dukungan yang diperlukan untuk menggeser pemerintahan saat ini.

Di saat yang sama, Mahathir mengkritik Anwar Ibrahim atas keruntuhan pemerintahannya.

Baca Juga: Jumlah kasus corona di Malaysia melonjak, mayoritas karena acara di masjid

Dilansir dari Bloomberg, Mahathir bilang aliansi Pakatan Harapan, yang digulingkan dari kekuasaan pada bulan lalu, saat ini mendapat dukungan sekitar 108 anggota parlemen dari sebelumnya 114 anggota sebelum Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dilantik.

"Kami tidak memiliki mayoritas di parlemen. Saya tidak berpikir bahwa mosi tidak percaya akan menyelesaikan masalah," kata dia.

Pekan lalu dia mengatakan kepada surat kabar setempat bahwa Muhyiddin mampu menawarkan insentif kepada anggota parlemen.

"Beberapa pendukung saya telah mengalihkan kesetiaan kepadanya, mereka telah diangkat menjadi menteri. Ketika dia menawarkan jabaatan, sulit bagi orang untuk menolak. Saya tidak bisa menawarkan apa pun kepada mereka,” ujar dia.

Baca Juga: Mahathir: Saya ingin pensiun, tapi tugas untuk melakukan perlawanan belum selesai

Mahathir tiba-tiba mengundurkan diri bulan lalu di tengah pertengkaran di dalam koalisi Pakatan Harapan, yang menyebabkan keruntuhan pemerintahan reformis ini kurang dari dua tahun setelah kemenangan pada pemilihan yang mengejutkan melawan blok yang telah memerintah Malaysia selama sekitar enam dekade. 

Muhyiddin, yang telah lama bertugas di sisinya, muncul sebagai perdana menteri baru yang didukung oleh koalisi termasuk partai-partai politik utama yang kehilangan kekuasaan pada 2018. Sebuah langkah yang Mahathir sebut sebagai pengkhianatan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×