kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.226   -37,00   -0,23%
  • IDX 6.878   -3,19   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -0,07   -0,01%
  • LQ45 766   -0,64   -0,08%
  • ISSI 227   0,63   0,28%
  • IDX30 394   -0,39   -0,10%
  • IDXHIDIV20 456   -1,33   -0,29%
  • IDX80 112   0,04   0,04%
  • IDXV30 114   0,89   0,79%
  • IDXQ30 128   -0,45   -0,35%

Makin ramai! Tagar #DeleteFacebook dan #BoycottZuckerberg jadi tren di Twitter


Jumat, 19 Februari 2021 / 08:44 WIB
Makin ramai! Tagar #DeleteFacebook dan #BoycottZuckerberg jadi tren di Twitter
ILUSTRASI. Tagar #DeleteFacebook dan #BoycottZuckerberg sedang tren di Twitter dalam beberapa hari terakhir ini di Negeri Kanguru. REUTERS/Toby Melville


Sumber: Express.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Facebook juga mengatakan bahwa berita hanya mencapai 4% dari apa yang dilihat orang di situsnya.

Sebuah studi Universitas Canberra tahun 2020 menemukan 21% orang Australia menggunakan media sosial sebagai sumber berita utama mereka, sementara 39% populasi menggunakan Facebook untuk menerima berita.

Menurut penelitian oleh Roy Morgan, pada 2019, Facebook adalah platform media sosial paling populer di Australia, digunakan oleh lebih dari 17,1 juta warga Australia dalam periode empat minggu.

Baca Juga: Facebook akan batasi penyebaran konten milik militer Myanmar

“Tindakan Facebook untuk tidak berteman dengan Australia hari ini, memutus layanan informasi penting, sama arogannya dengan mengecewakan. Saya melakukan kontak rutin dengan para pemimpin negara lain tentang masalah ini. Kami tidak akan terintimidasi," jelas Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

Sebaliknya, Morrison mendesak Facebook untuk bekerja secara konstruktif dengan pemerintah, seperti yang ditunjukkan Google baru-baru ini dengan menunjukkan itikad baik.

Selanjutnya: Google meluncurkan platform berita berbayar di Australia




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×