CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Facebook akan batasi penyebaran konten milik militer Myanmar


Jumat, 12 Februari 2021 / 10:10 WIB
Facebook akan batasi penyebaran konten milik militer Myanmar
ILUSTRASI. Seorang pria mengambil gambar grafiti oleh seniman Thailand Mue Bon yang menentang kudeta militer di Myanmar di sebuah jalan di Bangkok, Thailand, Sabtu (6/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Chalinee Thirasupa/WSJ/djo


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Facebook pada hari Jumat (12/2) mengumumkan akan membatasi distribusi semua konten yang dikeluarkan oleh militer Myanmar. Facebook menilai militer Myanmar terus menyebarkan informasi yang salah menyusul kudeta militer awal bulan ini.

Dilansir dari Reuters, tindakan tersebut akan diterapkan pada halaman resmi yang dijalankan oleh pihak militer serta satu halaman lain yang dikelola juru bicara mereka.

"Halaman apa pun yang dikontrol militer yang berulang kali melanggar kebijakan informasi yang salah," tulis Facebook dalam pernyataan resminya hari ini.

Tindakan tersebut secara umum bukan merupakan larangan, tetapi ditujukan untuk mengurangi jumlah orang yang melihat konten tersebut.

Setelah ini, semua halaman terkait tidak akan lagi muncul di bagian newsfeeds dengan label “recommended”.

Baca Juga: Aksi demonstrasi melawan militer yang berkuasa di Myanmar terus berlanjut

Facebook juga menjelaskan bahwa pihaknya telah menangguhkan akses lembaga pemerintah Myanmar untuk mengirim permintaan penghapusan konten ke Facebook. Akses ini sebenarnya bisa digunakan oleh semua pihak berwenang di seluruh dunia.

Rafael Frankel, direktur kebijakan publik, negara berkembang APAC mengatakan bahwa pihaknya tetap akan berusaha memberikan ruang di dunia digital bagi rakyat Myanmar untuk menyatakan pendapat terkait kudeta yang terjadi.

"Bersamaan dengan itu, kami melindungi konten, termasuk pidato politik yang memungkinkan rakyat Myanmar mengekspresikan diri dan menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di negara mereka," unfkap Frankel seperti dikutip dari Reuters.

Sejak militer Myanmar melakukan kudeta pada 1 Februari lalu, saat ini ratusan ribu orang telah melakukan protes di seluruh penjuru Myanmar. Pada umumnya mereka menentang terjadinya kudeta pada pemerintah sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.

Selanjutnya: Larang aksi unjuk rasa, junta Myanmar terapkan darurat militer



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×