Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia meminta negara pemasok beras utama ASEAN untuk memprioritaskan ekspor berasnya ke sesama anggota. Permintaan ini diajukan menyusul adanya krisis beras di sejumlah negara, termasuk Malaysia.
Permintaan itu disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia, Chan Foong Hin, pada pertemuan menteri pertanian ASEAN di Kuala Lumpur hari Rabu (4/10).
Chan menyampaikan pesannya itu kepada Vietnam dan Thailand, dua produsen beras terbesar di ASEAN. Dua negara ini juga eksportir beras terbesar kedua dan ketiga di dunia setelah India.
"Di pertemuan bilateral nanti kita akan angkat bicara, sama seperti kita ingin lebih mempererat hubungan kedua negara agar prioritas diberikan pada ekspor beras ke negara-negara ASEAN," kata Chan, dikutip media lokal, Bernama.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi Malaysia Melambat di Kuartal II-2023
Krisis Beras Malaysia
Meroketnya harga beras impor di Malaysia mendorong terjadinya fenomena panic buying di masyarakat. Saat ini beras lokal menjadi incaran utama.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada hari Senin (2/10) mengatakan bahwa perlu waktu untuk menyelesaikan masalah ini. Anwar mengatakan pemerintah akan memberikan subsidi sebesar 400 juta ringgit (US$85 juta) kepada fasilitas pemerintah seperti kamp tentara dan polisi serta sekolah untuk menggunakan beras impor.
Melalui langkah itu, Anwar berharap akan ada lebih banyak beras lokal yang dipasarkan. Anwar juga memperingatkan siapa pun yang kedapatan menimbun beras akan ditangkap.
"Siapa pun yang berani melakukan tindakan pengecut ini untuk memanfaatkan kesengsaraan rakyat akan menghadapi hukuman hukum yang paling berat," kata Anwar, dikutip AP News.
Baca Juga: Harga Beras Impor Meroket, Masyarakat Malaysia Berebut Beras Lokal
Sekitar 38% kebutuhan beras Malaysia didapatkan melalui impor. Malaysia kini menjadi salah satu negara yang terkena dampak pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh produsen seperti India.
Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia, Mohammad Sabu, meminta rakyatnya untuk tidak menanggapi krisis beras ini dengan berlebihan. Dirinya meyakinkan bahwa persediaan beras dalam negeri masih sangat cukup.
"Sebenarnya kita tidak kekurangan beras di negara ini. Hanya saja harga beras impor naik tajam. Saya ingin mengingatkan kembali masyarakat untuk tetap tenang dan membeli apa yang dibutuhkan saja. Jangan membeli dengan panik," katanya.