Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manchester United harus mengakhiri perjalanan mereka di ajang Piala FA musim ini setelah mengalami kekalahan dalam drama adu penalti melawan Fulham di Old Trafford.
Setelah bermain imbang selama waktu normal dan perpanjangan waktu, skuad asuhan Marco Silva akhirnya memastikan tempat di perempat final dengan kemenangan 4-3 dalam adu penalti.
Analisis Pertandingan: Kekalahan yang Memperlihatkan Kelemahan United
Manchester United kembali memperlihatkan kelemahan mereka dalam menghadapi situasi bola mati, terutama dari sepak pojok.
Fulham berhasil membuka keunggulan di penghujung babak pertama melalui sundulan Calvin Bassey yang memanfaatkan situasi kemelut di kotak penalti United. Gol ini bermula dari tendangan sudut yang dieksekusi oleh Andreas Pereira, diteruskan oleh Rodrigo Muniz, dan diselesaikan dengan mudah oleh Bassey.
Baca Juga: Pecahkan Rekor Tertinggi, FIFA: Belanja Klub Sepakbola Januari Capai Rp 38,4 Triliun
Kelemahan United dalam mengantisipasi sepak pojok terlihat jelas sepanjang musim ini. Hingga saat ini, tim asuhan Ruben Amorim telah kebobolan 13 gol dari situasi sepak pojok di semua kompetisi, menjadikannya tim Premier League dengan rekor terburuk dalam aspek ini.
Alan Shearer, dalam komentarnya pada siaran BBC, menyoroti betapa lambannya reaksi para pemain United dalam menghadapi bola mati.
Bruno Fernandes kembali menjadi penyelamat bagi Manchester United dengan golnya di babak kedua. Berawal dari umpan silang akurat Diogo Dalot, Fernandes berhasil mencetak gol penyama kedudukan dengan penyelesaian kelas dunia.
Fernandes terus membuktikan dirinya sebagai pemain paling vital bagi United. Dalam lima pertandingan terakhir, ia telah mencatatkan dua gol dan dua assist. Secara keseluruhan, ia telah mengemas 10 gol dan 15 assist di semua kompetisi musim ini. Statistik menunjukkan bahwa di Piala FA, ia sangat berpengaruh dengan keterlibatan dalam 12 gol dari 12 pertandingan terakhirnya, mencetak delapan gol dan memberikan empat assist.
Rasmus Hojlund kembali gagal memberikan dampak signifikan dalam pertandingan ini. Selama 68 menit berada di lapangan, ia nyaris tidak memberikan ancaman berarti bagi lini pertahanan Fulham, sehingga Amorim memutuskan untuk menariknya keluar dan menggantikannya dengan Chido Obi-Martin.
Keputusan ini terbukti tepat, karena Obi-Martin langsung menunjukkan keberaniannya. Dalam salah satu aksinya, ia berhasil mengalahkan Calvin Bassey dalam duel fisik dan hampir mencetak gol dengan tendangan berbahaya ke gawang Bernd Leno. Alan Shearer mengakui performa impresifnya dan menyatakan bahwa Obi-Martin lebih banyak memberikan ancaman dibandingkan Hojlund.
Baca Juga: Apa Itu Technical Advisor dalam Sepakbola? Ini Tugas Jordi Cruyff di Timnas Indonesia
Manchester United mengalami keterbatasan pilihan pemain dalam pertandingan ini. Amorim hanya mendaftarkan tujuh pemain cadangan, dibandingkan dengan sembilan pemain yang dimiliki Fulham. Absennya beberapa pemain kunci seperti Kobbie Mainoo, Amad Diallo, dan Lisandro Martinez semakin mempersempit opsi yang tersedia.
Sebagai bentuk adaptasi, Amorim menurunkan Noussair Mazraoui dan Christian Eriksen sebagai starter. Namun, keterbatasan kedalaman skuad tetap terasa, terutama dalam hal opsi penyerangan. Hal ini memaksa Amorim mengandalkan pemain muda seperti Obi-Martin dan Alejandro Garnacho di bangku cadangan.
Kemarahan Suporter: Protes terhadap Glazers dan Jim Ratcliffe
Sebelum pertandingan dimulai, suporter Manchester United menggelar protes di luar stadion terkait kepemilikan klub oleh keluarga Glazer dan kebijakan kenaikan harga tiket yang mencapai £66. Sepanjang pertandingan, spanduk protes terus terlihat di tribun dengan berbagai pesan seperti "Your debt, not ours" dan "Stop exploiting loyalty."
Kemarahan ini juga dipicu oleh kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang dilakukan klub. Dalam satu tahun terakhir, Manchester United telah melakukan pemutusan kontrak terhadap 450 karyawan. Keputusan ini, yang dibarengi dengan kenaikan harga tiket, semakin memperburuk hubungan antara klub dan para penggemarnya.