Sumber: Business Insider | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Miliarder dan pengusaha Amerika, Mark Cuban, kembali menyerukan agar perusahaan tak hanya memperkaya jajaran pimpinannya, tetapi juga membagi keuntungan dengan seluruh karyawan melalui pemberian saham.
Lewat unggahan di platform X pada Minggu, Cuban menegaskan bahwa keberhasilan perusahaan seharusnya dirasakan secara proporsional oleh semua pihak, bukan hanya CEO.
Ia menilai ketimpangan kekayaan antara eksekutif puncak dan pekerja biasa kian melebar, sementara sistem insentif perusahaan masih berpihak pada kalangan atas.
Baca Juga: Rahasia Mengumpulkan Modal ala Mark Cuban dan Rashaun Williams
“Nilai kekayaan para miliarder melonjak karena pasar saham terus naik. Yang sebenarnya mendanai kenaikan itu adalah investor ritel,” tulis Cuban.
“Pertanyaan yang lebih penting adalah: mengapa kita tidak memberi insentif kepada perusahaan agar mereka wajib memberikan saham kepada seluruh karyawan dalam persentase yang sama seperti CEO?” ujarnya.
Cuban menilai uang bukan lagi sumber kepuasan utama ketika seseorang sudah mencapai kekayaan tertentu.
Dalam unggahan lainnya, ia menulis, “Nilai uang menjadi lebih besar ketika digunakan untuk membantu orang lain. Itu adalah ganjaran yang sesungguhnya. Rasa welas asih dan kapitalisme, bukan keserakahan, adalah hal yang bisa membuat negara ini jauh lebih hebat.”
Pandangan Cuban tentang pembagian kepemilikan bukan hal baru. Sejak lama ia dikenal sebagai pendukung sistem yang memberi bagian saham kepada karyawan.
Dalam podcast This is Working pada 2020, ia menyarankan agar perusahaan yang ingin bangkit setelah pandemi COVID-19 memberikan saham kepada pekerjanya.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Hemat Mark Cuban yang Bantu Membangun Kekayaannya
“Jika Anda berbagi kepemilikan secara bermakna, Anda akan mendapatkan komitmen lebih besar dari karyawan. Tak ada pengusaha yang bisa berhasil sendirian,” katanya. “Setiap karyawan berperan penting, jadi hargai dan beri mereka imbalan yang layak.”
Kisah sukses Cuban menjadi bukti dari prinsip tersebut. Saat menjual perusahaan streaming miliknya, Broadcast.com, kepada Yahoo senilai US$ 5,7 miliar, sebanyak 300 dari 330 karyawannya menjadi jutawan.
Bahkan di perusahaan pertamanya, Microsolutions, ia membagikan 20% hasil penjualan senilai US$ 6 juta kepada 80 karyawannya.
“Dalam setiap bisnis yang saya jual, saya selalu memberikan bonus kepada semua karyawan yang sudah bekerja lebih dari setahun,” tulis Cuban di X pada Juni 2024.
Seruan Cuban datang di tengah sorotan tajam terhadap kesenjangan upah antara pimpinan dan pekerja. Federasi Serikat Pekerja Amerika (AFL-CIO) melaporkan, CEO perusahaan S&P 500 pada 2023 rata-rata menerima gaji 268 kali lebih besar dibandingkan pekerja median.
Baca Juga: Hambatan Awal Usaha yang Justru Jadi Fulus
Sebagai perbandingan, pada 1978 rasio itu hanya sekitar 30 kali.
Kesenjangan itu semakin mencolok setelah Tesla mengusulkan paket kompensasi baru senilai US$ 1 triliun untuk CEO Elon Musk jika berhasil meningkatkan kapitalisasi pasar perusahaan menjadi US$ 8,5 triliun pada 2035.
“Jika ia mencapai target ambisius itu, Musk akan mendapat tambahan saham —sekitar 1% untuk setiap kenaikan US$ 500 miliar nilai pasar, ditambah target operasional lain yang harus dipenuhi,” ujar Ketua Tesla, Robyn Denholm, kepada CNBC.
Melalui seruannya, Mark Cuban kembali menegaskan satu hal: keberhasilan sejati sebuah perusahaan bukan hanya diukur dari nilai saham atau kekayaan CEO, melainkan dari seberapa banyak kesejahteraan yang bisa dirasakan bersama oleh seluruh karyawannya.