Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Investor veteran Mark Mobius memprediksi bullish atas harga emas seiring adanya pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral di seluruh dunia.
"Berdasarkan pandangan saya, harga emas fisik akan terus naik karena adanya lonjakan yang luar biasa atas suplai uang," kata Mobius, founding partner Mobius Capital Partners.
"Seluruh bank sentral berupaya untuk menurunkan suku bunga acuan, mereka memompa uang ke dalam sistem. Lalu, ada juga mata uang kripto yang masuk, sehingga tidak ada satu pun yang benar-benar mengetahui seberapa banyak mata uang di luar sana," katanya kepada CNBC.
Baca Juga: Harga emas Antam terkoreksi tipis ke Rp 758.000
Melansir CNBC, di tengah ekspektasi melambatnya pertumbuhan global, bank sentral di seluruh dunia telah menurunkan suku bunga acuannya, karena mereka berusaha untuk meningkatkan pasokan uang dalam perekonomian, mendongkrak permintaan dan memberikan dorongan untuk pertumbuhan.
Mobius merekomendasikan agar investor memegang 10% portofolio mereka dalam bentuk fisik emas, dan sisanya diinvestasikan dalam dividen yield saham. Hal ini dilakukan khususnya saat dollar AS semakin melemah.
Dalam pandangannya, pemerintah AS, Gedung Putih Trump, tidak menginginkan penguatan dollar.
Baca Juga: Harga emas naik tipis setelah jatuh hampir 1% pagi ini
"Mereka mencoba memperlemah posisi dollar terhadap mata uang lain dan tentunya, ini merupakan balapan menuju level dasar. Karena, semakin cepat mereka melakukannya, mata uang lain juga akan melemah," kata Mobius.
"Orang pada akhirnya akan menyadari bahwa Anda harus memiliki emas, karena seluruh mata uang akan kehilangan nilainya," tambahnya.
Emas dapat mempertahankan nilainya dengan semakin baik lagi ketimbang mata uang lain. Dan emas semakin mempertegas posisinya sebagai safe haven saat terjadi volatilitas di market.
Baca Juga: Trending topic: Resesi bikin harga emas seksi, Ancaman capital outflow Indonesia
Dollar yang melemah, memicu untuk mendongkrak harga emas karena perdagangan emas di pasar global didominasi dalam dollar AS.
"Hingga akhirnya, emas akan menjadi mata uang yang stabil," ujar Mobius.
Bank sentral membeli emas