kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Maskapai ini bangkrut dan beralih ke bisnis gorengan, hasilnya lumayan menjanjikan


Jumat, 09 Oktober 2020 / 17:10 WIB
Maskapai ini bangkrut dan beralih ke bisnis gorengan, hasilnya lumayan menjanjikan
Gerai penjualan patong-go di gedung THAI Catering, Bangkok.


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Bangkok. Kebangkrutan perusahaan akibat pandemi virus corona terus bertambah di seluruh dunia. Terbaru, salah satu maskapai penerbangan di Thailand bangkrut yang menyebabkan perusahaan banting setir menjadi penjual gorengan.

Maskapai penerbangan tersebut adalah Thai Airways. Kini perusahaan penerbangan itu menjadi penjual gorengan olahan sendiri. Gorengan itu bernama patong-go, sejenis roti goreng atau cakwe yang per bulannya bisa menghasilkan omzet sekitar 10 juta baht (Rp 4,7 miliar).

Untungnya, peralihan bisnis ini cukup menjanjikan. Chansing Treenuchagron yang bertindak sebagai presiden maskapai mengatakan, gorengan itu sangat populer sampai orang-orang rela antre panjang membelinya tiap pagi.

Diberitakan Bangkok Post, Jumat (2/10/2020), setiap kotak seharga 50 baht (Rp 23.600). Setiap kotak berisi tiga gorengan dan sebungkus saus celup yang terbuat dari ubi ungu dan telur custard.

Baca juga: Ada dana bantuan UKM dari Facebook, total Rp 12,5 miliar, ini cara daftar

Ada lima gerai makanan produksi Thai Airways itu di Bangkok. Ke depannya mereka berencana membuat franchise. Kelima gerai itu berlokasi di toko roti Puff & Pie di pasar Or Tor Kor, di kantor pusatnya di distrik Chatuchak, gedung Rak Khun Tao Fa, gedung Thai Catering di distrik Don Muang, serta kantor cabang Thai Airways di Silom.

Jajanan itu juga dijual di dua gerai provinsi Chiang Mai. Thai Airways rutin menjualnya pada pagi hari, tetapi beberapa outlet tidak setiap hari buka.

Thai Airways bangkrut setelah bertahun-tahun mismanajemen keuangan dan diperparah oleh pandemi virus corona. Maskapai ini dinyatakan bangkrut dengan total utang 332,2 miliar baht (Rp 157 triliun). Pengadilan Kebangkrutan Sentral kemudian memberikan persetujuan untuk restrukturisasi utang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Thai Airways Bangkrut, Banting Setir Jadi Penjual Gorengan",

Penulis : Aditya Jaya Iswara
Editor : Aditya Jaya Iswara

Selanjutnya: Garuda Indonesia dapat pinjaman Rp 1 triliun, ini kegunaannya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×