Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Menguat lagi. Hal inilah yang terjadi pada sejumlah mata uang Asia pada hari ini. Penguatan kali ini dipimpin oleh keperkasaan won Korea Selatan, setelah Group 20 (G-20) memutuskan untuk bersama-sama memperbaiki sistem finansial yang mengakibatkan melesatnya saham-saham regional.
Mata uang Korea mengalami penguatan terbesar pada minggu ini dalam tiga bulan terakhir yang disebabkan adanya spekulasi bahwa Amerika Serikat (AS) akan memperbesar currency swap agreement. Selain won, penguatan juga dialami oleh ringgit Malaysia. Hal ini terkait dengan adanya optimisme atas kenaikan harga saham yang kemudian meningkatkan permintaan aset-aset di emerging market.
“Dalam jangka waktu dekat, adanya kenaikan pada bursa saham Asia akan berdampak positif pada pergerakan mata uang Asia. Meski demikian, saya belum yakin dengan mata uang Asia dalam jangka waktu menengah karena banyak sekali risiko yang harus dihadapi,” jelas Mitul Kotecha, Head of Global Foreign Exchange Strategy Calyon.
Pada pukul 11.00 waktu Seoul, won mengalami penguatan 2,6% menjadi 1.446,25 per dolar. Sementara ringgit menguat 0,3% menjadi 3,6940.
Di negara Asia lainnya, dolar Taiwan menguat 0,1% menjadi NT$ 34,427. Sementara rupiah Indonesia menguat 0,2% menjadi 11.960. Sedangkan baht Thailand dan dolar Singapura masing-masing menguat 0,1% menjadi 35,94 dan S$ 1,5398.