Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Hari ini, bursa saham di Asia melesat. Itu artinya, semakin banyak saja dana yang masuk ke emerging market. Hal ini yang kemudian membuat mata uang di kawasan regional mengalami penguatan. Perkasanya mata uang Asia kali ini dipimpin oleh won milik Korea Selatan dan dolar Taiwan.
Jika dilihat, sudah tiga hari ini won Korea mengalami penguatan. Hal ini memperbesar terjadinya rebound dari level terendah dalam 11 tahun terakhir. Sementara, dolar Taiwan juga mengalami penguatan seiring dengan melejitnya indeks acuan MSCI Asia Pacific.
“Mata uang emerging market di Asia dan beberapa negara lainnya mengalami rebound. Mayoritas berita negatif datang dari luar regional, yakni dari Buffet dan World Bank yang sangat pesimis terhadap perekonomian global. Oleh karenanya, saat ini para investor melihat saatnya membeli aset-aset yang berisiko dalam perdagangan jangka pendek,” papar Dariusz Kowalczyk, Currency Strategist SJS Markets Ltd di Hongkong.
Asal tahu saja, pada pukul 12.49 waktu Seoul, won Korea menguat 1,7% menjadi 1.523,55 per dolar. Pada 6 Maret lalu, won sempat menyentuh level 1.597 yang merupakan posisi terendah sejak 1998. Sementara itu, dolar Taiwan juga menguat 0,5% menjadi NT$ 34,64 dan dolar Singapura menguat 0,5% menjadi S$ 1,5435.
Di sejumlah negara Asia lainnya, ringgit malaysia juga mengalami penguatan 0,5% menjadi 3,7015 di Kuala Lumpur. Sementara rupiah milik Indonesia perkasa 0,7% menjadi 12.090 di Jakarta. Baht Thailand juga mengalami kondisi serupa dengan penguatan 0,2% menjadi 36,08 per dolar, sementara peso Filipina menguat 0,5% menjadi 48,35.