kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.679   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.496   -73,78   -0,86%
  • KOMPAS100 1.176   -11,72   -0,99%
  • LQ45 854   -9,46   -1,10%
  • ISSI 298   -1,96   -0,65%
  • IDX30 441   -5,84   -1,31%
  • IDXHIDIV20 511   -7,20   -1,39%
  • IDX80 132   -1,33   -1,00%
  • IDXV30 136   -0,58   -0,43%
  • IDXQ30 141   -2,01   -1,41%

Mata Uang Asia Selasa (25/11): Ringgit Malaysia dan Won Korea Pimpin Penguatan


Selasa, 25 November 2025 / 10:00 WIB
Mata Uang Asia Selasa (25/11): Ringgit Malaysia dan Won Korea Pimpin Penguatan
ILUSTRASI. Mata uang Ringgit Malaysia


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mata uang Asia mengawali perdagangan Selasa (25/11/2025) dengan kecenderungan menguat terhadap dolar AS, dipimpin oleh ringgit Malaysia dan won Korea Selatan.

Penguatan ini terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada Desember mendatang.

Melansir data Reuters pukul 02.17 GMT, ringgit tercatat sebagai mata uang dengan kenaikan terbesar, menguat 0,27% ke posisi 4,128 per dolar AS.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (25/11) Pagi, Brent ke US$63,20 & WTI ke US$58,71

Disusul won Korea Selatan yang menguat 0,24% ke level 1.473 per dolar AS. Penguatan serupa juga terlihat pada yen Jepang (+0,19%), rupiah Indonesia (+0,18%), serta yuan China (+0,10%).

Mata uang Asia Tenggara lainnya, seperti baht Thailand dan peso Filipina, bergerak lebih terbatas dengan penguatan kurang dari 0,05%. Sementara dolar Taiwan dan rupee India cenderung stagnan.

Kinerja Tahun 2025: Ringgit Masih Perkasa, Rupiah Melemah 3,42%

Jika melihat performa sepanjang 2025, ringgit kembali menjadi yang paling menonjol. Mata uang Negeri Jiran ini telah menguat 8,24% dibanding akhir 2024, menjadikannya salah satu mata uang dengan performa terbaik di kawasan.

Baca Juga: Rudal Jepang Dekat Taiwan Bikin China Murka: Asia Menuju Krisis Baru?

Baht Thailand juga menunjukkan performa solid dengan apresiasi 6,03%, sementara dolar Singapura dan dolar Taiwan masing-masing menguat 4,69% dan 4,24% sepanjang tahun.

Sebaliknya, sejumlah mata uang mengalami pelemahan, termasuk:

  • Rupee India, turun 4,05%
  • Rupiah Indonesia, melemah 3,42% ke level 16.660 per dolar
  • Peso Filipina, turun 1,36%

Won Korea Selatan relatif stabil sepanjang tahun, hanya melemah tipis 0,05%, begitu juga yuan China yang masih terdepresiasi 2,85% dibanding posisi akhir tahun lalu.

Baca Juga: Xi Warning Trump: Isu Taiwan Tak Bisa Ditawar

Penguatan mata uang Asia pada hari ini terutama dipicu oleh meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan FOMC 9–10 Desember.

Prospek suku bunga yang lebih rendah biasanya menekan dolar AS sekaligus mengangkat mata uang negara berkembang.

Jika ke depan The Fed memberikan sinyal yang lebih dovish, ruang penguatan lebih lanjut bagi mata uang Asia masih sangat terbuka.

Selanjutnya: Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (25/11) Pagi, Brent ke US$63,20 & WTI ke US$58,71

Menarik Dibaca: Indeks Lanjutkan Penguatan, Simak Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Selasa (25/11)


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×