kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.679   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.496   -73,78   -0,86%
  • KOMPAS100 1.176   -11,72   -0,99%
  • LQ45 854   -9,46   -1,10%
  • ISSI 298   -1,96   -0,65%
  • IDX30 441   -5,84   -1,31%
  • IDXHIDIV20 511   -7,20   -1,39%
  • IDX80 132   -1,33   -1,00%
  • IDXV30 136   -0,58   -0,43%
  • IDXQ30 141   -2,01   -1,41%

Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (25/11) Pagi, Brent ke US$63,20 & WTI ke US$58,71


Selasa, 25 November 2025 / 09:55 WIB
Harga Minyak Dunia Stabil Selasa (25/11) Pagi, Brent ke US$63,20 & WTI ke US$58,71
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A view shows oil pump jacks outside Almetyevsk in the Republic of Tatarstan, Russia June 4, 2023. REUTERS/Alexander Manzyuk/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga minyak bergerak mendatar pada perdagangan Selasa (25/11/2025) setelah sempat menguat pada sesi sebelumnya.

Pelaku pasar masih menimbang dua sentimen dominan: kekhawatiran kelebihan pasokan tahun depan serta ketidakpastian terkait negosiasi damai Rusia–Ukraina.

Melansir Reuters hingga pukul 01.58 GMT, Brent turun tipis 17 sen atau 0,3% ke US$63,20 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 12 sen atau 0,2% menjadi US$58,71.

Baca Juga: Rudal Jepang Dekat Taiwan Bikin China Murka: Asia Menuju Krisis Baru?

Kedua acuan minyak itu sempat menguat 1,3% pada Senin, didorong meningkatnya keraguan bahwa pembicaraan damai Rusia–Ukraina akan menghasilkan kesepakatan dalam waktu dekat.

Ketidakpastian tersebut memperkecil peluang kembalinya aliran minyak Rusia secara penuh ke pasar global, mengingat sebagian besar ekspor Moskow masih dibatasi sanksi negara-negara Barat.

Risiko Oversupply 2026 Membayangi Harga Minyak

Di sisi lain, pasar justru dibayangi prospek oversupply tahun 2026. Sejumlah proyeksi memperkirakan pertumbuhan pasokan akan melampaui kenaikan permintaan, sehingga memperlebar ketidakseimbangan pasar tahun depan.

Deutsche Bank memperkirakan surplus minyak setidaknya 2 juta barel per hari pada 2026, dan menilai tidak ada tanda-tanda pasar akan kembali mengalami defisit hingga 2027.

Baca Juga: Xi Warning Trump: Isu Taiwan Tak Bisa Ditawar

“Prospek menuju 2026 tetap bearish,” ujar analis Michael Hsueh dalam risetnya.

Sentimen oversupply inilah yang menahan reli harga minyak, meski negosiasi antara AS dan Ukraina mengenai proposal perdamaian belum menunjukkan titik terang.

Sejumlah pihak di Ukraina dan Eropa bahkan menilai proposal AS terlalu menguntungkan Rusia, sehingga kecil kemungkinan konflik akan mereda dalam waktu dekat. Tanpa kesepakatan damai, pasokan minyak Rusia diperkirakan tetap terhambat.

Meski dibayangi tekanan, harga minyak masih mendapatkan dukungan dari meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan 9–10 Desember.

Sejumlah pejabat The Fed telah menyatakan dukungan terhadap penurunan suku bunga.

Penurunan suku bunga AS berpotensi mendongkrak pertumbuhan ekonomi global, yang pada akhirnya dapat meningkatkan permintaan minyak.

Selanjutnya: Begini Penjelasan Mendagri Soal Rp 203 Triliun Dana Pemda Mengendap di Bank

Menarik Dibaca: Indeks Lanjutkan Penguatan, Simak Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Selasa (25/11)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×