Sumber: Reuters | Editor: Test Test
WASHINGTON. Sebuah survei global yang dipublikasikan Selasa (25/5) melaporkan, sekitar 70% perusahaan global yang memiliki pendapatan di atas US$ 1 miliar berencana meningkatkan belanja mereka di inisiatif perubahan iklim dalam dua tahun ke depan. Hampir separo dari 300 ekesekutif perusahaan yang menjadi responden survei-yang ditujukan untuk akuntan dan konsultan perusahaan audit raksasa Ernst & Young-bilang, investasi mereka di perubahan iklim akan meningkat dari sekitar 0,5% pendapatan perusahaan menjadi lebih dari 5% di tahun 2012 nanti. Empat dari lima responden atau sekitar 82% responden menjawab kalau mereka merencanakan untuk berinvestasi di energi yang lebih efisien dalam 12 bulan ke depan. Sementara 92% bilang kalau biaya energi akan menjadi komponen utama dalam perhitungan biaya perusahaan beberapa periode ke depan. Eksekutif perusahaan tersebut juga berkomitmen untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan regulasi perubahan iklim. Meski masih berbedanya aturan di tiap wilayah dan negara bakal menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Fakta kalau 70% eksekutif merencanakan akan membelanjakan duit lebih untuk program perubahan iklim, menurut Melanie Steiner dari Ernst & Young merupakan hasil yang sangat menarik perhatian. "Meski mereka masih mengkhawatirkan regulasi yang belum mantap. Tapi, mereka sadar kalau perubahan iklim akan jadi isu utama bisnis dan kesempatan untuk menggali pendapatan baru," ujar Steiner, dalam wawancara telepon, kemarin. Survei dilakukan oleh perusahaan riset independen Verdantix melalui metodologi anonim. Dus, tak ada satu responden pun yang namanya disebut. Reseponden berasal dari 16 negara, diantaranya, Australia, Kanada, China, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Islandia, India, Jepang, Norwegia, Afrika Selatan, Swedia, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat.