Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara PHK di industri media AS tidak sedramatis raksasa teknologi seperti Microsoft dan Google, yang mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka memangkas 12.000 pekerjaan lagi.
Menurut Chris Roush, dekan dari Sekolah Komunikasi di Universitas Quinnipiac di Connecticut, itu adalah konsekuensi dari penurunan pendapatan iklan di tengah iklim ekonomi yang suram.
"Bagi banyak dari mereka, mereka tumbuh dan berkembang dengan harapan bahwa mereka akan dapat menumbuhkan audiens mereka, atau pembaca atau pemirsa ke tingkat tertentu," kata Roush kepada AFP. "Dan itu belum terjadi dan tidak mungkin terjadi mengingat apa yang terjadi dalam perekonomian."
Berdasarkan sebuah studi tahun 2021 oleh Pew Research Center, lapangan pekerjaan di ruang redaksi telah mengalami penurunan yang stabil di Amerika Serikat, turun dari 114.000 menjadi 85.000 jurnalis antara tahun 2008 dan 2020, di mana media lokal merupakan perusahaan yang mengalami dampak terbesar.
Baca Juga: PHK Massal Menerpa Microsoft Corp. 10.000 Karyawan Segera Dipecat
"Jurnalisme telah berada di bawah tekanan untuk waktu yang lama, dan sejumlah perusahaan tampaknya berpikir ini adalah waktu yang tepat untuk mengurangi biaya tenaga kerja mereka - merugikan jurnalis dan jurnalisme," kata Writers Guild of America, East dalam sebuah pernyataan kepada AFP.
Mengutip The Guardian, perusahaan lain yang sebelumnya telah memberhentikan karyawan termasuk Outside Inc, startup berita video The Recount, Washington Post – yang merumahkan seluruh staf majalah Sunday – dan Protocol, publikasi yang berfokus pada teknologi. Sementara, NBCUniversal (perusahaan induk dari NBC News dan MSNBC), dan Disney (yang memiliki ABC News), keduanya memberikan sinyak akan melakukan PHK dalam waktu dekat.