kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Megawati Pulang ke Indonesia, Nama yang akan Dikenang dalam Sejarah Bola Voli Korea


Kamis, 10 April 2025 / 10:06 WIB
Megawati Pulang ke Indonesia, Nama yang akan Dikenang dalam Sejarah Bola Voli Korea
ILUSTRASI. Pebola voli Red Sparks Megawati Hangestri mengacungkan jempolnya saat melawan Indonesia All Star dalam laga eksebisi di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, Sabtu (20/4/2024). Indonesia All Star dikalahkan Red Sparks dengan skor akhir 2-3 (17-25, 15-25, 25-19, 25-18, 12-15). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wpa.


Sumber: Naver | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Megawati Hangestri Pertiwi (26 tahun), yang dipuji baik oleh pelatih maupun para bintang, resmi mengucapkan selamat tinggal pada klub Daejeon Jeonggwanjang Red Sparks dan liga voli Korea, V-League.

Melansir laman Naver.com, menurut keterangan resmi dari pihak Jeonggwanjang pada tanggal 9 April, Mega telah memutuskan untuk tidak mengikuti draft kuota Asia musim depan.

Mega, yang musim lalu menjadi andalan tim Red Sparks dalam perannya sebagai pemain kuota Asia, meninggalkan tim secara mengejutkan setelah membawa mereka lolos ke babak playoff untuk pertama kalinya dalam 7 tahun, dan bahkan melaju ke final kejuaraan untuk pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir musim ini.

Baca Juga: Megawati dan Red Sparks Berpisah dengan Indah, Pilih Pulang demi Ibu

Dalam dua musim terakhir, Mega memberikan dampak besar. Bahkan, kontribusinya jauh lebih besar dibandingkan pemain asing utama tim, Vanja Bukilic (26 tahun, Serbia), yang direkrut sebagai pemain internasional utama.

Sementara beberapa tim lain tidak terlalu mendapat kontribusi dari pemain kuota Asia mereka, Mega menjadi pembeda besar yang secara langsung berdampak pada performa tim.

Statistik Luar Biasa dan Efek Mega

Musim ini, Mega tampil lebih matang. Ia menempati peringkat ke-3 dalam jumlah poin (802 poin) dan peringkat pertama dalam persentase keberhasilan serangan (48,06%).

Penampilannya bahkan dinilai sejajar dengan Kim Yeon-koung (Heungkuk Life Insurance), kandidat kuat MVP musim ini.

Awalnya, ia menarik perhatian karena tampil mengenakan hijab—pemandangan yang jarang di V-League.

Namun, dengan cepat ia membuktikan diri sebagai opposite spiker terbaik di liga berkat kemampuannya yang luar biasa.

Dampak Mega juga terasa di luar lapangan. Popularitasnya memicu demam V-League di Indonesia.

Baca Juga: Takluk dari Pink Spiders, Red Sparks dan Megawati Tutup Musim dengan Kepala Tegak

Contohnya, kanal YouTube milik klub Red Sparks kini memiliki lebih dari 330 ribu subscribers, jauh melampaui milik Heungkuk Life Insurance Pink Spiders (sekitar 30 ribu).

Komentar dari penggemar Indonesia membanjiri setiap unggahan klub, dan jumlah pengikut mereka di media sosial melonjak drastis.

Setelah musim lalu berakhir, Jeonggwanjang bahkan diundang pemerintah Indonesia untuk pertandingan persahabatan melawan tim All-Star Indonesia, lengkap dengan jamuan makan malam sebagai bentuk penghormatan.

Performa Heroik di Playoff

Musim semi ini, Mega tampil luar biasa di playoff. Dengan kondisi lutut yang tidak prima, ia tetap bermain penuh selama 5 pertandingan final dan mencetak 153 poin. Persentase keberhasilan serangannya tetap stabil di kisaran 40%.

Dalam game ke-4, Mega mencetak 38 poin dengan tingkat keberhasilan 47,37%, membawa Red Sparks menang dan memperpanjang napas mereka di final.

Pelatih Ko Hee-jin bahkan berkata, "Lutut Mega sedang tidak baik, tapi dia tetap bermain terlalu banyak. Saya pikir Mega adalah pemain hebat yang akan dikenang dalam sejarah V-League."

Baca Juga: Gagal Raih Gelar, Pelatih Red Sparks Menangis: Saya Bangga pada Para Pemain

Mega mengakui kondisi lututnya, namun menyampaikan rasa terima kasih kepada pelatih dan rekan-rekannya.

“Yeom Hye-seon adalah setter yang sangat penting. Ketika saya butuh poin di saat genting, dia selalu percaya dan memberikan bola kepada saya. Karena itu saya bisa bersinar,” ujarnya dalam sesi wawancara terakhir.

Mega vs Kim Yeon-koung: Persaingan yang Diakui

Mega juga menjadi lawan terberat Kim Yeon-koung, bintang Korea yang akhirnya menutup kariernya dengan gelar juara dan MVP.

Kim berkata, “Awalnya saya bertanya-tanya apakah Mega benar-benar sebagus itu, tapi musim ini dia berkembang jadi pemain yang lebih menakutkan. Dia meningkatkan level liga ini secara keseluruhan. Banyak orang terkejut melihat performanya.”

Perpisahan dan Masa Depan

Hari ini (10 April), Mega akan kembali ke Indonesia dengan penerbangan pukul 10:30 pagi. Setelah menyelesaikan laga kelima, tim mengadakan upacara perpisahan untuknya.

Kekasih Mega sering datang ke Korea untuk menyaksikan pertandingan, namun ibunya yang kesulitan bergerak menjadi alasan utama ia mempertimbangkan bermain di tempat yang memungkinkannya menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga.

Sementara itu, Bukilic yang bertransformasi menjadi outside hitter demi bisa bermain berdampingan dengan Mega, juga akan meninggalkan Korea.

Baca Juga: Aksi Heroik Megawati dengan 37 Poin Belum Mampu Bawa Red Sparks Juara Liga Voli Korea

Menurut pejabat Red Sparks, kontraknya tidak diperpanjang dan ia kemungkinan besar akan melanjutkan karier di Italia.

Dengan hilangnya dua pilar utama, tim Red Sparks harus melakukan perombakan besar.

Draft kuota Asia yang akan digelar di Hotel Mayfield, Seoul pada 11 April mendatang kini menjadi sangat krusial—meski mencari pengganti Mega yang setara tampaknya nyaris mustahil.

Selanjutnya: Trump Tunda Kebijakan Tarif Impor Selama 90 Hari, Ini Alasannya

Menarik Dibaca: Harga Emas Dunia Naik Tipis Setelah Melejit Hampir 4% Kemarin



TERBARU

[X]
×