Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Masakan Italia, yang sudah lama mendunia, kini selangkah lebih dekat menuju pengakuan baru: ditetapkan sebagai warisan budaya oleh Badan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Penilaian awal UNESCO telah membuka jalan bagi kuliner Italia untuk masuk ke daftar Warisan Budaya Takbenda, dengan keputusan final dijadwalkan pada Rabu (10/12/2025).
Baca Juga: Lonjakan Permintaan AI Angkat Ekspor Taiwan ke Rekor Tertinggi dalam 15,5 Tahun
Pengajuan ini, yang diluncurkan pada Maret 2023 oleh Kementerian Pertanian dan Kebudayaan Italia, menggambarkan kuliner Italia mulai dari pasta dan pizza hingga risotto dan cannoli sebagai ritual sosial yang merekatkan keluarga dan komunitas.
“Tidak ada satu bentuk tunggal masakan Italia, tetapi sebuah mosaik keragaman ekspresi lokal,” demikian pernyataan pemerintah pada Selasa (9/12/2025).
Dari ossobuco khas Lombardy, daging sapi muda yang dimasak perlahan dengan gremolata hingga orecchiette con cime di rapa khas Puglia, setiap wilayah memamerkan keanekaragaman hayati dan kreativitas kuliner Italia.
Baca Juga: Liverpool Coret Salah lawan Inter, Alisson: Dia Paham Penyebabnya
Jejak Budaya dan Ekonomi
Perdana Menteri Giorgia Meloni mengusung kuat inisiatif ini, menyebut masakan Italia sebagai simbol “budaya, identitas, tradisi, dan kekuatan.”
Kelompok industri memperkirakan pengakuan UNESCO dapat meningkatkan pariwisata hingga 8% dalam dua tahun, setara tambahan 18 juta malam menginap.
Kuliner Italia juga menjadi jembatan yang menghubungkan 59 juta penduduk dengan hingga 85 juta diaspora Italia di seluruh dunia.
Secara global, pasar layanan makanan Italia mencapai 251 miliar euro (US$293 miliar) pada 2024, atau sekitar 19% dari pasar restoran dunia, menurut Deloitte.
Namun, produk tiruan di luar negeri menyebabkan Italia kehilangan potensi nilai sekitar 120 miliar euro per tahun.
Baca Juga: IMF Kucurkan Dana Segar US$ 1,2 Miliar, Pakistan Kian Dekat ke Stabilitas Ekonomi
Kritik dan Perdebatan
Tak semua pihak di Italia mendukung upaya pencatatan ini. Daftar UNESCO, yang saat ini memuat hampir 800 elemen termasuk seni olah vokal opera dan perburuan truffle, menuai perdebatan baru.
Sejarawan kuliner Alberto Grandi menyebut pencalonan ini “sekadar operasi pemasaran” dalam wawancara dengan Mantovauno bulan lalu.
Dalam bukunya tahun 2024 berjudul “La cucina italiana non esiste” (“Masakan Italia Tidak Ada”), Grandi berpendapat banyak hidangan yang dianggap tradisional termasuk pasta alla carbonara sebenarnya merupakan kreasi modern yang dipengaruhi budaya asing.
Komentarnya memicu reaksi keras dari asosiasi petani Coldiretti, yang menyebut pernyataan itu sebagai “serangan tak masuk akal terhadap tradisi kuliner nasional.”
Baca Juga: AB InBev akuisisi 85% BeatBox Beverages senilai US$490 juta
Seni untuk Merawat
Bagi para pelaku kuliner seperti Luigina Pantalone, pemilik restoran bersejarah Da Sabatino di Roma, potensi pengakuan UNESCO dari pertemuan Rabu di India akan menjadi sumber kebanggaan.
“Masakan Italia autentik perlu dilindungi,” katanya, mengenang masa kecil saat ia dan saudara-saudaranya membantu mencuci piring. Ia menambahkan, dirinya adalah generasi keempat yang mengelola restoran keluarganya.
Koki tiga bintang Michelin Massimo Bottura merangkum esensi kuliner Italia: “Masakan Italia adalah ritual kuno, sehari-hari, dan sakral—seni untuk merawat dan mencintai tanpa perlu berkata-kata.”













