kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melebarkan bisnis dengan ekspansi di Asia Tenggara (3)


Jumat, 27 April 2018 / 16:33 WIB
Melebarkan bisnis dengan ekspansi di Asia Tenggara (3)
ILUSTRASI. FENOMENA - Ma Jianrong


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Tri Adi

Kini, Vietnam mengerjakan rantai proses produksi Shenzhou International lewat anak usaha perusahaan bernama Worldon Vietnam Co Ltd. Jianrong menempatkan pabrik tersebut di zona industri Dong Nam, Distrik Cu Chi, Kota Ho Chi Minh.

Pada awal 2015, perusahaan ini mendapat lisensi dari Ho Chi Minh City untuk proyek investasi dengan modal investasi tambahan US$ 140 juta. Suntikan modal ini digunakan Shenzhou International untuk terus memperluas pasar.

Tak hanya itu, Worldon Vietnam juga telah berinvestasi dan membangun pusat desain fesyen dan produksi garmen, topi maupun sepatu.

Dengan memiliki sumberdaya manusia kuat, Shenzhou International di bawah kepemimpinan Jianrong semakin matang berbisnis tekstil di kancah internasional. Pada 2016, Shenzhou memproduksi lebih dari 270 juta potong pakaian rajut per tahun termasuk jaket, rompi, topi, celana, gaun, pakaian dalam dan t-shirt.

Usai ekspansi, kapasitas produksi perusahaan ini bertambah dari semula sekitar 100 ton per hari menjadi 200 ton pada akhir tahun 2017. Sampai akhir 2017, Shenzhou International telah mempekerjakan 77.100 karyawan.

Di tahun 2018, Shenzhou akan terus memperluas kapasitas produksi di pabrik Asia Tenggara seperti Kamboja dan Vietnam. Menurut Jianrong, pasar China masih akan memiliki pengaruh signifikan pada bisnis tekstilnya.

Namun di negara berkembang, seperti Vietnam, Kamboja, dan Bangladesh juga banyak permintaan pesanan dari pasar luar negeri. Ini karena biaya manufaktur yang lebih rendah dan lingkungan perdagangan internasional yang baik.

Sinergi industri tekstil dan garmen China akan membentuk rantai lengkap di Asia. Pusat bisnis di China mudah menjalin kerjasama karena didukung teknologi dan manajemen serta kapasitas kerjasama dengan negara-negara tetangga. Jianrong juga yakin efek sinergi dari industri akan juga berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi negara-negara terkait.

Dengan ekspansi tersebut, kantong harta Jianrong semakin tambun. Forbes mencatat, sampai April 2018, pria ini memiliki harta US$ 6,9 miliar. Nominal tersebut menempatkan Jianrong di jajaran orang terkaya dunia sepanjang 2018 pada urutan 289. Selain itu, harta jumbo pria berusia 54 tahun itu menyabet predikat miliarder terkaya peringkat ke 32 di China.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×