kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.429.000   20.000   1,42%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Meleset dari Target, Kapitalisasi Saham Pinduoduo Menguap US$ 55 Miliar


Selasa, 27 Agustus 2024 / 13:13 WIB
Meleset dari Target, Kapitalisasi Saham Pinduoduo Menguap US$ 55 Miliar
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The Pinduoduo logo is seen in this illustration photo taken July 17, 2018. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BEIJING. PDD Holdings perusahaan asal China gagal memenuhi target pendapatan yang diharapkan oleh pasar. Direksi PDD menyebut, persaingan e-commerce domestik China dan prospek global membuat sahamnya turun lebih dari 28%.

Penurunan saham satu hari terbesar untuk PDD sejak terdaftar di AS pada tahun 2018 menghapus hampir US$ 55 miliar kapitalisasi pasar. Peritel e-commerce tersebut mengoperasikan platform yang berfokus pada diskon Pinduoduo di China dan Temu untuk pasar internasional.

"(Kami) melihat banyak tantangan baru di masa mendatang, mulai dari perubahan permintaan konsumen, meningkatnya persaingan, dan ketidakpastian dalam lingkungan global," kata Co-Chief Executive PDD Chen Lei. Dia menambahkan, pihaknya memasuki fase baru pengembangan berkualitas tinggi yang membutuhkan peningkatan investasi dan profitabilitas akan terpengaruh sebagai akibatnya.

Baca Juga: Asian Stocks Slide as Geopolitical Worries Sap Confidence

PDD melaporkan pendapatan pada kuartal kedua tahun ini sebesar 97,06 miliar yuan setara dengan US$ 13,64 miliar. Angka ini jauh di bawah estimasi rata-rata analis LSEG Reuters sebesar 100 miliar yuan.

Biaya operasional PDD naik 48% dalam tiga bulan, karena investasi pemasaran, periklanan, dan promosi untuk menarik pembeli. Biaya umum dan administrasi PDD juga meningkat lebih dari tiga kali lipat pada kuartal tersebut menjadi 1,84 miliar yuan, karena biaya yang berkaitan dengan staf.

Ekonomi China yang rapuh karena sektor properti yang terus melemah serta tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi menyebabkan konsumen mengurangi pembelian. Efeknya sektor ritel dan e-commerce negara tersebut ikut terdampak. Belum lagi persaingan ketat mendapatkan pangsa pasar di antara para raksasa e-commerce.

Pinduoduo yang telah memberi harga rendah dan diskon besar untuk segala hal mulai dari produk pembersih hingga earphone menarik minat pembeli. Tapi hal ini juga diikuti pesaingnya Alibaba dan JD.com yang telah menawarkan promosi besar-besaran di platform mereka, sehingga menambah tekanan kompetitif pada PDD.

"Ke depannya, pertumbuhan pendapatan pasti akan menghadapi tekanan karena persaingan yang semakin ketat dan tantangan eksternal," kata Wakil Presiden Keuangan PDD Jun Liu.

Analis UBS Kenneth Fong mengatakan, Pinduoduo berkinerja baik, dengan pertumbuhan dan profitabilitas yang baik meskipun lingkungan e-commerce domestik yang sangat kompetitif. "Investor tidak yakin apakah Pinduoduo melihat apa yang tidak kami lihat atau apakah Pinduoduo terlalu konservatif dalam lingkungan makro yang tidak pasti," tambah Fong dikutip Reuters.

Baca Juga: Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Melemah Terseret Koreksi Nvidia

Analis M Science Vinci Zhang setuju manajemen PDD terdengar sangat pesimis. "Kami tahu ada perlambatan belanja konsumen, tetapi ada harapan bahwa mungkin PDD yang memiliki platform produk murah dengan penawaran yang lebih murah dapat menangkap perlambatan ini, tetapi ternyata mereka juga merugi," kata Zhang.

Co-CEO Chen mengatakan konsumen semakin memilih untuk membelanjakan uang untuk pengalaman daripada barang-barang material dan ada penekanan yang semakin besar pada konsumsi rasional.

Raksasa e-commerce China Alibaba juga gagal memenuhi estimasi pasar atas perolehan pendapatan di awal bulan ini. Ini karena persaingan e-commerce domestik dan permintaan yang lebih lemah. Pendapatan JD.com juga hanya tumbuh 1,2%.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×