Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) pada Jumat (7/8) menjatuhkan sanksi terhadap Pemimpin Hong Kong Carrie Lam, kepala Kepolisian, dan delapan pejabat lainnya atas peran mereka dalam membatasi kebebasan politik di bekas koloni Inggris itu.
Sanksi tersebut AS jatuhkan di bawah perintah eksekutif yang Presiden Donald Trump teken bulan lalu untuk menghukum China atas tindakannya memberangus perbedaan pendapat di Hong Kong. Dan, ini merupakan tindakan terbaru Pemerintahan Trump terhadap Beijing menjelang Pemilihan Presiden AS November mendatang.
Selain Lam, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan dalam sebuah pernyataan, sanksi tersebut juga menargetkan Komisaris Polisi Hong Kong Chris Tang dan pendahulunya Stephen Lo, Menteri Keamanan John Lee Ka-chiu, serta Menteri Kehakiman Teresa Cheng.
Mnuchin menyebutkan, pemberlakuan Undang-Undang Keamanan Nasional yang kejam oleh Beijing telah merusak otonomi Hong Kong dan memungkinkan layanan keamanan China untuk beroperasi dengan impunitas, "menetapkan dasar untuk penyensoran terhadap individu atau kelompok yang dianggap tidak bersahabat dengan China".
Baca Juga: Diplomat top China: Ikatan militer harus jadi faktor penstabil hubungan Tiongkok-AS
"Carrie Lam adalah kepala eksekutif yang bertanggungjawab langsung untuk melaksanakan kebijakan Beijing tentang penindasan kebebasan dan proses demokrasi di Hong Kong," kata Mnuchin dalam pernyataan seperti dikutip Reuters.
"Amerika Serikat mendukung rakyat Hong Kong dan kami akan menggunakan alat dan otoritas kami untuk menargetkan mereka yang merongrong otonomi mereka," ujar Mnuchin.
Sanksi tersebut membekukan aset Lam dan pejabat Hong Kong lainnya, dan umumnya melarang orang AS berbisnis dengan mereka.
Ketegangan antara AS dan China meningkat setiap hari. Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada Jumat (7/8), negaranya dengan tegas menentang perintah eksekutif yang Trump umumkan minggu ini untuk melarang transaksi orang Amerika dengan pemilik aplikasi WeChat dan TikTok dari Tiongkok.
Bulan lalu, Carrie Lam menunda pemilihan 6 September untuk legislatif Hong Kong selama satu tahun karena peningkatan kasus virus corona baru, yang merupakan pukulan terhadap oposisi pro-demokrasi yang berharap bisa memperoleh keuntungan besar dari pemilihan itu.
Baca Juga: Bikin China panas, AS berencana jual 4 drone canggih ke Taiwan
AS mengutuk tindakan tersebut, mengatakan, itu adalah contoh terbaru dari Beijing yang merusak demokrasi di wilayah yang diperintah China.
Sumber Reuters yang mengetahui masalah tersebut menyebutkan, pertimbangan AS tentang sanksi atas pejabat Hong Kong meningkat setelah keputusan penundaan pemilihan legislatif.