kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,42   6,41   0.71%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memanas lagi, China desak Filipina hindari diplomasi megafon


Selasa, 04 Mei 2021 / 19:40 WIB
Memanas lagi, China desak Filipina hindari diplomasi megafon
ILUSTRASI. BRP Sierra Madre, kapal Angkatan Laut Filipina yang rusak sejak 1999?dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, Laut China Selatan.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China mendesak Filipina pada Selasa (4/5) untuk mematuhi "etiket dasar" dan menghindari diplomasi megafon.

Desakan China itu setelah Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menggunakan Twitter bertabur pesan sumpah serapah untuk menuntut  kapal-kapal Tiongkok meninggalkan Zona Ekonomi Eksklusif negara Asia Tenggara itu.

Kementerian Luar Negeri China mendesak Filipina untuk menghormati kedaulatan dan yurisdiksi Tiongkok serta berhenti mengambil tindakan yang memperumit situasi.

"Fakta telah berulang kali membuktikan bahwa diplomasi megafon tidak bisa mengubah fakta, tetapi hanya dapat merusak rasa saling percaya," kata Kementerian Luar Negeri China.

Baca Juga: China menekan, Duterte tetap tidak akan tarik kapal perang dari Laut China Selatan

"Diharapkan orang-orang terkait di Filipina akan mematuhi tata krama dasar dan posisi mereka saat memberikan pernyataan," sebut Kementerian Luar Negeri China seperti dikutip Reuters.

Locsin meminta maaf

Kementerian Luar Negeri China mengutip komentar Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang menyebutkan, perbedaan antara negara pada masalah individu seharusnya tidak memengaruhi persahabatan dan kerjasama.

"China selalu bekerja, dan akan terus bekerja dengan Filipina, untuk menyelesaikan perbedaan dengan baik dan memajukan kerjasama melalui konsultasi persahabatan," ujar Kementerian Luar Negeri China.

Baca Juga: Bikin Laut China Selatan tegang, Uni Eropa panggil perwakilan China

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan. Pada 2016, pengadilan arbitrase di Den Haag, Belanda, memutuskan  klaim China tidak sesuai dengan hukum internasional.

"Saya tidak akan memohon provokasi terakhir sebagai alasan untuk kehilangannya. Tetapi, jika Wang Yi mengikuti Twitter, maka saya minta maaf karena telah menyakiti perasaannya," kata Locsin di Twitter pada Selasa

Wang Yi adalah Menteri Luar Negeri China.

Duterte telah mengingatkan para pejabatnya bahwa tidak ada ruang untuk mengutuk dalam masalah diplomasi. "Hanya Presiden yang bisa mengumpat," kata Harry Roque, juru bicara Duterte, pada konferensi pers Selasa.

Selanjutnya: Kapal Tiongkok masih di Whitsun Reef, Filipina panggil duta besar China




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×