Sumber: Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Militer Korea Selatan sedang mengamati dengan seksama dua artileri Korea Utara di wilayah perbatasan Gaemori. Sebab, moncong artileri itu tampak terbuka, memunculkan kekhawatiran senjata tersebut bisa digunakan.
"Tapi, (moncong artileri) itu adalah kegiatan yang sering dibuka dan ditutup oleh militer Korea Utara. Ada kemungkinan moncong terbuka untuk menghilangkan kelembaban atau untuk pekerjaan ventilasi," ujar sumber Kantor Berita Yonhap di Pemerintah Korea Selatan.
Selain itu, Korea Utara juga terus mengirim tentara dalam kelompok kecil ke pos-pos penjagaan perbatasan di Zona Demiliterisasi yang memisahkan dua negara, di tengah kekhawatiran Pyongyang mewujudkan ancaman aksi militernya terhadap Korea Selatan.
Baca Juga: Dikenal dingin dan galak, Kim Yo Jong disiapkan untuk jadi suksesor Kim Jong Un?
Baca Juga: Siap tempur, ini peta kekuatan militer Korea Utara dan Korea Selatan
Sumber itu mengatakan, Korea Utara mengirim kelompok kecil hingga lima tentara dengan sekop dan sabit ke pos penjagaan dan kotak pengintaian untuk melakukan pembersihan semak-semak dan pemeliharaan jalan di perbatasan di Zona Demiliterisasi.
Sebelumnya, Korea Utara mengancam akan memindahkan pasukan ke kompleks industri bersama yang sekarang tutup di kota perbatasan Kaesong dan zona wisata Gunung Kumgang di pantai Timur, serta mengembalikan pos penjaga perbatasan yang dihapus berdasarkan Kesepakatan 2018.
Tanda tidak biasa
"Pos penjagaan dan kotak pengintaian jelas merupakan fasilitas untuk keperluan militer," kata sumber itu, Ahad (21/6). "Jadi, wajar kalau ada gerakan militer di balik itu (pengiriman tentara untuk pembersihan semak-semak). Tapi, kami terus mengawasi mereka".
Menurut sumber itu, militer Korea Selatan percaya, kegiatan yang dilakukan setidaknya oleh sejumlah pasukan Korea Utara tingkat pleton bisa dilihat sebagai tanda yang tidak biasa yang membutuhkan perhatian khusus.
Hanya, sumber itu menambahkan, belum ada kegiatan yang terlihat terkait dengan pemulihan pos penjaga yang dihapus berdasarkan Perjanjian Militer Komprehensif Korea, yang ditandatangani pada September 2018 untuk mengurangi ketegangan perbatasan.
Baca Juga: Pesawat Kim Jong Un terdeteksi terbang di tengah ketegangan antar-Korea, untuk apa?
Baca Juga: Sebar propaganda, Korea Utara nyatakan tidak terikat lagi perjanjian antar-Korea
Ketegangan antara kedua Korea memuncak ketika Korea Utara awal pekan lalu menghancurkan kantor penghubung antar-Korea yang ada di Kaesong dan mengeluarkan peringatan aksi militer terhadap Korea Selatan.
Namun, militer Korea Selatan juga memperingatkan, mereka akan merespons dengan kuat seandainya Korea Utara melancarkan provokasi militer. Korea Selatan bilang, Korea Utara bakal membayar mahal aksi militer mereka.