kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membaca efek kejatuhan yuan dan larangan impor produk pertanian AS bagi dunia


Selasa, 06 Agustus 2019 / 06:10 WIB
Membaca efek kejatuhan yuan dan larangan impor produk pertanian AS bagi dunia


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Mata uang yuan merosot melewati level 7 yuan per dolar AS. Hal ini dinilai akan semakin memanaskan konflik ekonomi antara China dengan Amerika Serikat.

Seperti yang diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah lama mengkritik kebijakan Beijing karena dinilai sering memanipulasi mata uangnya untuk mendapatkan keuntungan perdagangan.

Baca Juga: Mata uang China anjlok ke level terendah dalam satu dekade, siap perang mata uang?

Tak heran, langkah China yang membiarkan mata uangnya terus melemah diyakini bakal memantik kemarahan Washington.

Evans-Pritchard dari Capital Economics percaya bahwa Trump akan murka kepada People's Bank of China (PBOC) yang secara eksplisit menghubungkan pelemahan yuan pada hari Senin kemarin dengan ancaman tarif baru yang ia lontarkan.

Memang, peningkatan ketegangan perdagangan telah memperbaharui kekhawatiran pasar keuangan global tentang seberapa jauh China akan membiarkan yuan terus melemah untuk mengimbangi tekanan yang lebih besar kepada para eksportirnya.

Baca Juga: Tahan pelemahan rupiah, BI lakukan aksi triple-intervention

"Tampaknya otoritas China melihat bahwa kini mata uang sebagai bagian dari senjata yang digunakan dalam perang dagang," kata Rob Carnell, kepala ekonom Asia Pasifik di ING seperti dikutip Reuters.

Analis sebelumnya mengatakan bahwa otoritas China akan menjaga depresiasi karena kekhawatiran tentang potensi arus keluar modal.

Meskipun pertumbuhan ekonomi China telah melambat selama setahun terakhir di tengah perang dagang yang semakin intensif, Tiongkok belum melihat aliran modal yang cepat.

Baca Juga: Makin panas, BUMN China diminta untuk menangguhkan impor pertanian dari AS

Hal ini berkat kontrol modal yang diberlakukan selama krisis ekonomi terakhir dan meningkatnya aliran masuk dari luar ke dalam saham dan obligasi China.

Sebelumnya pada 2015, China mengejutkan pasar keuangan global dengan mendevaluasi yuan sebesar 2% karena ekonominya yang melambat. Kebijakan ini mengorbankan cadangan devisa senilai US$ 1 triliun.

Dengan langkah China yang melemahkan yuan, artinya makin terbuka juga peluang adanya aksi yang lebih keras dari AS. Dus, analis makin menyoroti potensi dampak dari meluasnya perang perdagangan.

Baca Juga: Perang mata uang berpotensi menambah tekanan kinerja ekspor Indonesia

Terlebih harga komoditas pertanian telah melonjak setelah sebuah laporan menyebut bahwa China telah meminta BUMN negara tersebut untuk menghentikan impor produk pertanian dari AS.




TERBARU

[X]
×