Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
Meskipun pertumbuhan ekonomi China telah melambat selama setahun terakhir di tengah perang dagang yang semakin intensif, Tiongkok belum melihat aliran modal yang cepat.
Baca Juga: Makin panas, BUMN China diminta untuk menangguhkan impor pertanian dari AS
Hal ini berkat kontrol modal yang diberlakukan selama krisis ekonomi terakhir dan meningkatnya aliran masuk dari luar ke dalam saham dan obligasi China.
Sebelumnya pada 2015, China mengejutkan pasar keuangan global dengan mendevaluasi yuan sebesar 2% karena ekonominya yang melambat. Kebijakan ini mengorbankan cadangan devisa senilai US$ 1 triliun.
Dengan langkah China yang melemahkan yuan, artinya makin terbuka juga peluang adanya aksi yang lebih keras dari AS. Dus, analis makin menyoroti potensi dampak dari meluasnya perang perdagangan.
Baca Juga: Perang mata uang berpotensi menambah tekanan kinerja ekspor Indonesia
Terlebih harga komoditas pertanian telah melonjak setelah sebuah laporan menyebut bahwa China telah meminta BUMN negara tersebut untuk menghentikan impor produk pertanian dari AS.