kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membangun yayasan untuk beasiswa pendidikan (4)


Senin, 28 Januari 2019 / 13:16 WIB
Membangun yayasan untuk beasiswa pendidikan (4)


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tri Adi

Konsep kepemimpinan Park Hyeon-joo dalam membesarkan Mirae Global Asset Investment memiliki ciri khas. Ia selalu menempatkan SDM lokal dari negara yang dia tuju alih-alih menempatkan pemimpin asal Korea ketika berekspansi. Dengan begitu, Mirae menolak konsep Chaebol yang marak di perusahaan-perusahaan Korea. Di samping sibuk menjalankan Mirae, Park tak lupa berbagi lewat Yayasan Mirae yang dia dirikan. Yayasan ini bergerak di bidang pendidikan.

Ekspansi Mirae Global Asset Investment di tangan pendirinya, Park Hyeon-joo, mempunyai ciri khas. Setiap membuka cabang baru di luar Korea Selatan, Park tidak serta merta membawa rombongan orang Korea selayaknya hendak menginvasi. Park selalu memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) di negara tujuan untuk memimpin cabang baru Mirae.

Park selalu terinspirasi Genghis Khan. Kala itu Khan tak serta merta menempatkan orang-orangnya di daerah invasinya. Park percaya, tiap individu punya kesempatan sukses, terlepas dari latar belakang etnis. "Kami tak bisa memperluas jangkauan secara global jika hanya mengandalkan orang-orang Korea. Kami harus membentuk kekuatan bersama," kata Park.

Hal ini juga selaras dengan visi Park yang sejatinya menolak konsep Chaebol, sebutan untuk perusahaan besar yang dikuasai oleh konglomerasi keluarga di Korea, seperti Hyundai, Samsung, LG, SK Telecom. Dalam beberapa kesempatan kepada publik, Park kerap menyatakan ia tak akan meneruskan estafet Mirae kepada keturunan maupun kepada sanak familinya.

Sayangnya banyak yang tak sepakat dengan Park. Meski secara hirarki, Mirae tak dibangun menyerupai konsep Chaebol.

Namun, operasional perseroan ini justru dilakukan serupa, sifatnya top-down. Park menjadi patron atas strategi bisnis Mirae, sementara cabang-cabangnya di luar negeri sekadar menjalankan instruksi Park.

Dalam tataran teknis, beberapa analis misalnya menilai hal ini berpotensi jadi sandungan bagi Mirae. Misalnya terkait prinsip good corporate governance (GCG). Meski tak bebas dari kritik, sejatinya Park tetap seorang yang punya kepribadian sederhana. Hal tersebut dibuktikan oleh pria yang telah menikah lebih dari 20 tahun itu dan dikaruniai tiga anak ini dengan membentuk Yayasan Mirae pada 2000. Yayasan ini berdiri tak lama setelah Mirae berdiri.

Berkaca dari pengalaman hidup Park yang berasal dari keluarga petani miskin asal Gwangju, Provinsi Joella Selatan, Yayasan Mirae dibentuk memberikan beasiswa pendidikan anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi dan disabilitas. Dari laman resmi Mirae, hingga September 2018, Yayasan Mirae telah memberikan beasiswa kepada 253.971 orang. Sebanyak 231.352 orang mendapat beasiswa agar bisa melanjutkan kuliah.

Bahkan pada 2006 Yayasan Mirae juga telah memulai program senilai US$ 50 juta untuk beasiswa biaya kuliah penuh untuk 30 orang di China, Inggris, dan Amerika tiap tahun. Park percaya basis pendidikan yang mumpuni mutlak dibutuhkan untuk investor untuk mengubah visi investasinya dari yang sekadar berjudi dalam jangka pendek, menjadi investasi jangka panjang.

Sejak tahun 2010, Park juga telah mengambil langkah lebih jauh dalam berdonasi. Ia secara resmi mengalokasikan dividen tiap tahun untuk menambah daya jangkau yayasan. Hingga tahun 2017, tercatat dividen yang disisihkan Park untuk Yayasan Mirae mencapai KRW 21,6 juta.

Pentingnya pendidikan juga membuat Park kembali melanjutkan kuliah di Sekolah Bisnis Harvard pada 2002. Saking seriusnya sebelum memulai kuliah, ia sempat ikut kursus Bahasa Inggris intensif enam bulan sebelum kuliah. Pada tahun 2009, Professor Harvard Mukti Khaire turut menuliskan soal kesuksesan Park dan Mirae dalam riset.

Mirae, kata Mukti terbukti memiliki perspektif uang yang unik dan mengutamakan strategi investasi jangka panjang. Park yang punya hobi main golf ini pun tercatat menulis buku berjudul Money Flower is Beautiful.

(Selesai)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×