Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi
Meski perusahaan besutannya, WeWork, baru berusia balita, Adam Neumann percaya diri untuk menggelar ekspansi luar negeri. Setelah menguasai pasar coworking space di sejumlah kota besar di Amerika Serikat, Neumann ekspansi ke Eropa dan Asia. Terbaru, WeWork sudah hadir di Shanghai, Korea Selatan, dan Hong Kong. Aksi ekspansi ini tak lepas dari suntikan dana yang terus membanjiri WeWork. Saat ini, valuasi WeWork menembus US$ 16,9 miliar.
Kendati baru lahir pada empat tahun lalu, bisnis racikan Neumann Neumann cepat berbiak. Ibarat virus, perusahaan Neumann bertajuk WeWork sudah mencapkan diri di berbagai benua.
Bermodal konsep berbagi ruang kerja (coworking space), Neumann percaya diri untuk terus ekspansi ke luar pasar Amerika Serikat (AS). Gambaran saja, saat ini WeWork telah mempunyai 19 kantor di AS.
Sejumlah kota besar yang sudah disinggahi WeWork diantaranya San Francisco, Austin, Seattle, Berkeley, Los Angeles, Chicago, Washington DC, dan Boston. Di pasar dalam negeri, Neumann berfokus pada pengembangan di daerah Boston dan Cambridge di kuartal IV tahun ini.
Alasannya, pasar startup di kawasan tersebut sangat besar. Pada Oktober 2016, Neumann menargetkan akan membuka empat kantor cabang di Boston dan Cambridge.
WeWork juga bercokol di 11 negara lain. Di luar negeri, properti milik WeWork hadir di London, Tel Aviv, Herzlia, Toronto, Amsterdam, dan Berlin.
Selain itu, pria berumur 37 tahun ini tengah sibuk melobi sejumlah investor kakap dari kawasan Asia. Tujuannya, mendapatkan dana segar dan akses untuk melakukan ekspansi bisnis di Asia. Hal ini seiring dengan ambisi Neumann untuk membuka tiga sampai lima pasar baru WeWork per bulan. Mengutip Wall Street Journal, tahun ini WeWork telah membuka kantor perwakilan di Asia.
Kota pertama yang disasar Neumann adalah Shanghai. WeWork masuk pasar China pada Juli 2016. Pada tahun ini, WeWork juga telah hadir di Korea Selatan dan Hong Kong.
Langkah pembukaan cabang WeWork di beberapa negara Asia ini lantaran pertumbuhan bisnis rintisan di benua ini cukup bagus. Hal ini juga didukung oleh beberapa investor dari China yang telah menanamkan modalnya di WeWork.
Di antaranya Hony Capital Ltd dan Shanghai Jin Jiang International. Keduanya membenamkan duit masing-masing sebesar US$ 430 juta dan US$ 260 juta.
Dengan pendanaan ini, valuasi perusahaan melonjak menjadi US$ 16,9 miliar. Angka tersebut mengalami kenaikan dua kali lipat dari tahun lalu.
Lonjakan valuasi WeWork ini dikarenakan suntikan dana yang membanjir. Neumann telah mengantongi pendanaan senilai total US$ 1,7 miliar dari investor.
Beberapa investor yang tercatat menjadi pemodal yakni Goldman Sachs, Fidelity Investments, Benchmark, Harvard Management Company, J.P. Morgan Chase dan T. Rowe Price.
Agar bisa mencapai target ekspansi cabang di seluruh benua, Neumann tengah mengkaji opsi penawaran saham perdana (IPO). Namun, hingga kini belum ada detil informasi mengenai rencana ini. Yang jelas, menurut Neumann, WeWork masih fokus mengejar target jangka pendek. Yaitu membukukan pendapatan sebesar US$ 1 miliar pada 2017 nanti.
Dari sisi sumber daya manusia, Neumann merekrut beberapa manajer komunitas di setiap kota. Hal ini untuk memastikan kebutuhan perusahaan startup per kota bisa terpenuhi.
Neumann juga tak ragu merekrut karyawan yang sudah memiliki pengalaman panjang di industri bisnis AS. Contoh, WeWork merekrut Artie Minso yang merupakan mantan direktur keuangan Time Warner Cable.
Meski getol ekspansi, Neumann menjamin bahwa kualitas dan layanan sewa ruangan kantor yang disodorkan WeWork tidak berkurang. Klien WeWork hingga September 2016 mencapai 74.000 orang dan perusahaan. Khusus pada September 2016 saja, 10.000 perusahaan bergabung menjadi klien WeWork.
(Bersambung)