kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memupuk pundi uang lewat jasa video streaming (1)


Selasa, 27 Februari 2018 / 15:13 WIB
Memupuk pundi uang lewat jasa video streaming (1)
ILUSTRASI. FENOMENA - Wilmot Reed Hastings Jr


Reporter: Yoliawan H | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Menjadi orang yang inovatif membuat Wilmot Reed Hastings berhasil membesarkan Netflix menjadi perusahaan penyedia video streaming yang diakses ratusan juta pelanggan di seluruh dunia. Kapitalisasi pasar perusahaan yang menawarkan saham sejak 2002 ini telah menembus US$ 100 juta di awal tahun ini. Bisnis yang kian berkembang membuat Hastings menjadi pria terkaya versi Majalah Forbes dengan nilai kekayaan US$ 3 miliar per Februari 2018.

Generasi zaman now pasti sudah akrab dengan layanan Netflix. Penyedia video streaming asal Amerika Serikat (AS) ini bisa dinikmati oleh penikmat film di seluruh dunia sejauh ada koneksi internet. Anggap saja, Netflix tempat orang menyewa DVD film, tapi secara online.

Wilmot Reed Hastings Jr. adalah nama pemilik perusahaan ini. Berkat pria asal Boston, Massachusetts ini, pelanggan dengan mudah menyewa video secara digital tanpa harus datang ke toko fisik tempat penyewaan film seperti dulu. Lewat salah satu mesin uang inilah, ia juga tercatat sebagai salah satu orang terkaya versi majalah Forbes. Kekayaan Hastings telah mencapai US$ 3 miliar per Februari 2018.

Pelanggan yang kian meningkat membuat pundi-pundi uang Hastings menggemuk. Perusahaan video streaming tersebut sudah diakses sekitar 104 juta pelanggan di pertengahan 2017. Menutup tahun 2017, total jumlah pelanggan mencapai 117,58 juta di seluruh dunia.

Awal tahun ini, Netflix berhasil menambah pelanggan hingga 2 juta. Bisnis yang berkembang pesat membuat Netflix di awal tahun ini berhasil mencetak kapitalisasi pasar lebih dari US$ 100 miliar untuk pertama kalinya. Sepanjang tahun lalu, saham Netflix telah menanjak hingga 53%.

Perusahaan ini telah menggaet lebih dari separuh pelanggan pengguna layanan broadband di AS. Netflix juga telah membangun basis pelanggan di 190 negara di dunia dengan memiliki miliaran program tontonan.

Netflix tahun lalu mengalokasikan dana lebih dari US$ 1 miliar untuk biaya promosi. Seiring perkembangan bisnisnya, Netflix juga saat ini mulai melisensi program acara yang mereka buat sendiri. Ini berguna untuk membuka peluang penawaran konten jika pemasok konten yang digandeng menghentikan kerja sama konten. Strategi ini menjadi bagian dari cara menambah pundi-pundi uang di masa depan.

Tapi siapa sangka, perusahaan dengan kapitalisasi saham miliaran dollar AS ini bermula dari hanya memiliki 30 karyawan. Netflix diluncurkan pada 14 April 1998 dengan modal 925 DVD yang tersedia melalui model bayar per sewa dengan tarif dan tanggal jatuh tempo yang serupa dengan pesaingnya yang memiliki toko offline, yakni Blockbuster.

Namun Netflix mulai memperkenalkan konsep langganan bulanan pada September 1999 dan kemudian menawarkan model sewa tunggal pada awal tahun 2000. Sejak saat itu, perusahaan ini telah membangun reputasi pada model bisnis penyewaan tanpa tanggal jatuh tempo, tanpa biaya keterlambatan, atau biaya sewa per judul.

Sebagai pria yang memiliki banyak ide inovasi, Hastings mampu menghasilkan layanan anyar yang diminati masyarakat. Itu yang membuat Netflix terus berkembang. Bahkan di tahun 2000, Blockbuster sempat berusaha menawar membeli 95% saham Netflix seharga US$ 50 juta. Namun Hastings menolak tawaran tersebut. Hastings memilih untuk membesarkan bisnisnya lewat inovasi dan keringat sendiri.

Saham Netflix kemudian ditawarkan ke publik atawa go public pada tahun 2002 dengan valuasi saham sebesar US$ 82,5 juta dengan harga saham di awal penjualan sebesar US$ 15 per saham. Setelah IPO, di tahun yang sama, perusahaan ini juga sempat menjual 825.000 saham dengan harga yang sama.

Di tahun pertama sebagai perusahaan terbuka, Netflix masih mengalami kerugian. Netflix baru bisa membukukan laba pertamanya selama tahun fiskal 2003 dengan menghasilkan laba sebesar US$ 6,5 juta dengan pendapatan sebesar US$ 272 juta. Pada tahun 2005, Netflix telah memiliki koleksi 35.000 film.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×