Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin terus turun, di bawah US$ 22.000 pada Senin (25/7), makin menjauh dari level tertinggi bulan ini US$ 24.000.
Mengacu data CoinDesk pada Senin pukul 14.00 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 21.907,17 atau turun 3,37% dalam 24 jam terakhir.
Harga Bitcoin mencapai level tertinggi lebih dari satu bulan terakhir pada Rabu (20/7) pekan lalu, menembus US$ 24.000,
Bitcoin masih nyaman di atas US$ 23.000 pada Sabtu (23/7) pagi, sebelum investor meninjau kembali kecemasan mereka atas inflasi dan ekonomi untuk mundur dari aset berisiko.
Baca Juga: Efek Elon Musk dan Tesla Memudar, Harga Bitcoin Kembali Menanjak
Mengutip CoinDesk, Indeks Ketakutan & Keserakahan kripto meningkat selama dua minggu terakhir, tapi tetap berada di wilayah Ketakutan.
Itu mencerminkan kekhawatiran mendalam tentang kondisi yang berpotensi memengaruhi pasar kripto.
Yang jelas, analis telah melihat keuletan harga Bitcoin baru-baru ini di atas US$ 22.000 secara positif.
Itu terjadi di tengah indeks harga konsumen AS yang tinggi secara tak terduga bulan ini, indikator ekonomi yang melambat, dan kinerja perusahaan yang buruk.
Baca Juga: Harga Bitcoin dan Ethereum Naik Sepekan, Bagaimana Proyeksi ke Depan?
Tetapi, pasar kripto minggu ini juga masih berjuang untuk memahami keputusan Tesla melepas US$ 936 juta dari kepemilikan Bitcoinnya.
"Bitcoin memang melihat beberapa aksi harga positif mengikuti ketahanannya," kata Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital, kepada CoinDesk.
"Fakta bahwa berita Tesla yang menjual kepemilikan Bitcoin tidak membuat harga jatuh juga merupakan tanda positif," ujar dia.
Investor sekarang akan mengamati keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS, The Fed, soal suku bunga. FOMC kemungkinan akan mengerek suku bunga 75 basis poin.
"Dengan FOMC bulan ini sudah dekat, investor kripto akan mengambil pendekatan konservatif sampai arah masa depan The Fed menjadi lebih jelas," sebut DiPasquale.
