Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Tahun berikutnya yakni April 1998, Superstore Ito Yokado membuka cabang kedua di China tepatnya Beijing. Meski awalnya tidak menghasilkan laba besar bagi perusahaan, bisnis dua supermarket yang dibangun di China tersebut terbilang stabil.
Sejatinya keberhasilan Masatoshi dalam meramu bisnis tidak lepas dari bisikan seorang konsultan. Peter Ferdinand Drucker, seorang pakar manajemen, disebut-sebut sebagai salah satu penasehat bisnisnya.
Drucker merupakan seorang cendekiawan dan ahli di bidang manajemen bisnis asal Amerika Serikat. Seperti dilansir situs drucker.cgu.edu, keduanya sering berdiskusi hingga larut malam membicarakan dunia bisnis. Percakapan keduanya tidak melulu soal bisnis Masatoshi dan strategi perusahaan.
Keduanya juga kerap membicarakan mengenai perekonomian dunia dan Jepang. Hasil berkonsultasi dengan Drucker inilah yang membuat Masatoshi selalu tepat dalam mengambil keputusan untuk berbisnis. Kini hubungan kedua pria ini telah terjalin selama 30 tahun. Jalinan keduanya pun saat ini tidak hanya sebatas konsultan dan klien. Mereka bagaikan sahabat.
Bahkan ketika Drucker membangun universitas bernama The Peter F. Drucker School of Management, Masatoshi membantu pendanaannya. Masatoshi juga kerap menyumbangkan sejumlah dana untuk kegiatan universitas tersebut.
Masatoshi diperkirakan telah menyumbang sedikitnya US$ 23 juta untuk membuat universitas garapan Drucker menjadi lebih lengkap. Dia juga membiayai beberapa fasilitas universitas.
Karena itu, pada tahun 2000, Drucker memutuskan untuk mengganti nama universitas ini. Yakni menjadi The Peter F. Drucker and Masatoshi Ito Graduate School of Management. Ini dilakukan untuk menghormati Masatoshi.
Kini, perguruan tinggi pasca sarjana pun digarap oleh anak Masatoshi yang pertama yaitu Junro Ito. Junro menjadi alumni kehormatan di Drucker School.Junro juga menjabat sebagai direktur perusahaan ayahnya.
(Selesai)