Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) pada hari Kamis (28/5) mengusir kapal perang Amerika Serikat (AS) yang masuk tanpa izin ke perairan teritorial China di lepas pantai Kepulauan Xisha di Laut China Selatan.
Juru Bicara militer China, Kolonel Senior Li Huamin, menyatakan, operasi militer AS di tengah pandemi corona, menunjukkan bahwa Uwak Sam merupakan sumber yang menyabotase perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.
Baca Juga: Kian mencekam, kapal perang rudal AS kembali tantang Tiongkok di Laut China Selatan
Mengutip Global Times, Kamis (28/6), keputusan China menggerek anggaran militer dibenarkan dengan adanya provokasi AS seperti ini, kata para analis.
Dalam aksi mengusir kehadiran kapal perang AS yang menegangkan itu, Komando Teater Selatan PLA mengorganisir pasukan angkatan laut dan udara untuk mengikuti kapal perusak rudal USS Mustin yang dipandu AS secara ilegal masuk ke perairan teritorial China di lepas Kepulauan Xisha pada hari Kamis.
"Kemudian Pasukan Komando mengikuti dan memantau jalur kapal perang AS, mengidentifikasi dan memperingatkan serta mengusirnya," ujar Li.
Menurut Li, tindakan provokatif kapal perang AS ini merupakan tindakan hegemoni telanjang, yang secara serius melanggar kedaulatan dan kepentingan keamanan China serta hukum dan norma internasional dan secara serius menyabotase perdamaian dan stabilitas di wilayah Laut China Selatan.
Baca Juga: Angkatan Udara AS kembali kirim sepasang Pembom B-1B ke Laut China Selatan
Ini bukan pertama kalinya militer China mengusir kapal perang AS dari Laut China Selatan tahun ini. Peristiwa serupa terjadi pada akhir Januari dengan kapal tempur pesisir USS Montgomery di dekat kepulauan Nansha.
Kemudian pada awal Maret dengan kapal perusak USS McCampbell di dekat Kepulauan Xisha dan pada akhir April dengan kapal perusak USS Barry di dekat Kepulauan Xisha.