Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Laut Merah adalah sebuah teluk besar di sebelah Barat Jazirah Arab yang memisahkan benua Asia dan Afrika. Secara geografis, Laut Merah terletak di negara Mesir, Sudan, Arab Saudi, Yaman, Yordania, Eritrea, dan Palestina.
Laut Merah juga seringkali disebut dengan Laut Teberau. Dirangkum dari laman Britannica, Laut Merah membentang sekitar 1.930 kilometer ke arah Tenggara dari terusan Suez, Mesir hingga Selat Bab el-Mandeb yang menghubungkan dengan Teluk Aden dan kemudian dengan Laut Arab.
Kedalaman Laut Merah mencapai 3.040 meter dengan luas sekitar 450 ribu kilometer persegi. Laut Merah memiliki air laut terpanas dan paling asin di dunia.
Lalu, mengapa disebut Laut Merah dan apa warna air Laut Merah?
Baca Juga: Harga Minyak Rebound Pada Selasa (16/1), Dibayangi Ketidakstabilan di Laut Merah
Mengapa disebut Laut Merah?
Laut Merah adalah salah satu jalur air yang paling banyak dilalui di dunia karena terhubung ke Laut Mediterania melalui Terusan Suez.
Jalur ini sebagai lalu lintas maritim antara Eropa dan Asia. Nama Laut Merah diambil dari perubahan warna di perairannya. Biasanya, warna air Laut Merah adalah biru kehijauan. Namun, di Laut Merah terdapat alga Trichodesmium erythraeum yang melimpah.
Alga ini setelah mati, mengubah warna Laut Merah menjadi coklat kemerahan. Itulah mengapa disebut Laut Merah.
Baca Juga: INSA: Krisis Laut Merah Berdampak pada Kenaikan Biaya Logistik
Sejarah Laut Merah
Laut Merah adalah salah satu perairan besar pertama yang disebutkan dalam sejarah. Jalur ini penting dalam perdagangan maritim Mesir pada 2000 SM dan digunakan sebagai jalur perairan ke India sekitar 1000 SM.
Laut Merah juga diyakini telah dipetakan dengan baik pada 1500 SM karena pada saat itu Ratu Hatshepsut dari Mesir mengarungi Laut Merah.
Kemudian, pada 600 SM, bangsa Fenisia menjelajahi pantai Laut Merah dalam penjelajahan keliling Afrika. Kanal-kanal dangkal digali antara Sungai Nil dan Laut Merah sebelum abad ke-1 M tetapi kemudian ditinggalkan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tersengat Memanasnya Konflik di Laut Merah
Pada 800 M, khalifah Hārūn al-Rashīd mengusulkan untuk membuat terusan yang menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah.
Namun, baru pada 1869 diplomat Perancis Ferdinand de Lesseps menyelesaikan Terusan Suez yang menghubungkan kedua laut tersebut.
Selanjutnya, pada abad ke-20 Laut Merah menjadi sasaran penelitian ilmiah besar-besaran khususnya sejak Perang Dunia II.
Selain mempelajari sifat kimia dan biologi laut, para peneliti memusatkan perhatian besar pada pemahaman struktur geologisnya. Sebagian besar studi geologi dilakukan bersamaan dengan eksplorasi minyak.
Baca Juga: Target Serangan Salah! Houthi Malah Serang Kapal Tanker Pembawa Minyak Rusia
Potensi ekonomi Laut Merah
Ada lima jenis sumber daya mineral utama ditemukan di kawasan Laut Merah, yakni endapan minyak bumi, endapan evaporit, belerang, fosfat, dan logam berat.
Selain itu, cadangan minyak dan gas alam telah dieksploitasi oleh negara-negara yang berbatasan dengan Laut Merah. Kemudian belerang telah ditambang secara ekstensif sejak awal abad ke-20, khususnya dari endapan di Tanjung Jamsah.
Deposit fosfat terdapat di kedua sisi laut, namun kadar bijihnya terlalu rendah untuk menjamin eksploitasi dengan teknik yang ada.
Demikian penjelasan mengenai mengapa disebut Laut Merah dan apa warna air Laut Merah.